Pada 4 November, Rumah Sakit Obstetri dan Anak Nghe An melaporkan bahwa para dokter di Departemen Resusitasi Intensif – Antidotum telah menyelamatkan nyawa seorang gadis berusia 9 tahun yang disengat lebih dari 50 tawon vespa, dan dirawat dalam kondisi kritis dengan kegagalan multiorgan.
Sebelumnya, pada 13 Oktober, pasien anak tersebut dibawa ke rumah sakit dengan gejala sesak napas, tekanan darah rendah, kulit dan sklera mata menguning gelap, serta anuria – ini adalah manifestasi parah dari kegagalan multiorgan akibat toksin tawon vespa.
Gadis 9 tahun dirawat setelah disengat tawon
Para dokter mengaktifkan prosedur gawat darurat, memobilisasi sumber daya manusia dan peralatan semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa gadis tersebut. Pasien anak telah menerima ventilator, transfusi darah dan produk darah, hemodialisis berkelanjutan, penggunaan diuretik, kombinasi antibiotik, serta pemantauan ketat fungsi hati, ginjal, dan sirkulasi.
Setelah hampir setengah bulan perawatan intensif, gadis tersebut telah berhenti menggunakan ventilator, berhenti menjalani hemodialisis, dan fungsi hati serta ginjalnya telah pulih. Saat ini, pasien anak dalam kondisi sadar, makan, beraktivitas normal, dan bersiap untuk dipulangkan.
Dokter Nguyen Hung Manh, Kepala Departemen Resusitasi Intensif – Antidotum, berbagi: “Tawon vespa memiliki toksisitas yang sangat kuat, mengandung banyak enzim dan racun yang menyebabkan hemolisis, kerusakan hati, ginjal, gangguan pembekuan darah, bahkan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani”.
Dokter Manh menyarankan agar ketika disengat tawon, masyarakat tidak mengandalkan pengobatan tradisional, melainkan harus segera meninggalkan area tawon, mencabut sengat, membersihkan luka, mengompres dingin, dan segera pergi ke fasilitas medis terdekat. Jika ada tanda-tanda sesak napas, pembengkakan parah, kulit kuning, buang air kecil sedikit, atau kelelahan ekstrem, perlu segera mendapatkan perawatan darurat untuk menghindari risiko kegagalan multiorgan dan kematian.
