Pemain Gelandang Beckham Putra Dikenai Sanksi Berat Akibat Perayaan Gol yang Kontroversial di Liga Indonesia

Ngôi sao Indonesia bất ngờ chịu án phạt khó hiểu vì hành động gây tranh cãi

Pemain gelandang Beckham Putra, pemain Persib Bandung, menghadapi hukuman larangan bermain selama 3 pertandingan dan denda 75 juta IDR (sekitar 117 juta rupiah) karena perayaan golnya dalam pertandingan melawan Persija Jakarta di Liga Primer Indonesia. Keputusan Komisi Disiplin PSSI ini menimbulkan kontroversi dan mengacaukan rencana Persib Bandung.

Perayaan Gol yang Kontroversial

Beckham Putra merayakan gol penyama kedudukan 2-2 untuk Persib Bandung dengan gerakan yang dianggap menghina lawan. Meskipun tidak ditegur wasit di lapangan, setelah melihat rekaman ulang, Komisi Disiplin PSSI memberikan hukuman yang berat.

Reaksi Pemain dan Klub

Keputusan ini membuat Beckham Putra, klub Persib Bandung, dan banyak penggemar Indonesia merasa terkejut dan bingung. Banyak yang menganggap perayaan pemain ini sepenuhnya normal dan tidak bisa dianggap sebagai penghinaan. Persib Bandung segera mengajukan banding ke PSSI, menegaskan bahwa sanksi tersebut terlalu berat.

Dampak Terhadap Pertandingan Berikutnya

Yang perlu diperhatikan, sanksi tersebut diumumkan kurang dari sehari sebelum Persib Bandung menghadapi Madura United di pekan ke-24 Liga Primer. Hal ini memaksa tim untuk mengubah rencana persiapan untuk pertandingan, berdampak tidak sedikit pada taktik dan gaya permainan.

Tanggapan Kapten Marc Klok

Kapten Marc Klok mengkritik sanksi PSSI, dengan menyebutnya “sangat lucu”. Ia memberikan contoh perayaan yang serupa dari Cole Palmer di Chelsea, untuk menekankan ketidakwajaran sanksi terhadap Beckham Putra.

Kesimpulan

Kasus ini menunjukkan perlunya keadilan dan transparansi dalam penerapan aturan dalam sepak bola profesional. Diharapkan, setelah pertimbangan yang cermat, PSSI akan mengambil keputusan yang lebih tepat dan adil, menghindari dampak terhadap pemain dan klub. Kontroversi ini juga menimbulkan pertanyaan tentang standar yang diterapkan dalam menilai aksi perayaan gol, menghindari penerapan standar yang terlalu ketat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *