DPR Amerika Serikat sedang mengevaluasi tingkat keamanan DeepSeek, sebuah alat kecerdasan buatan (AI) yang berasal dari Tiongkok. Keputusan untuk sementara melarang penggunaan aplikasi ini pada perangkat pemerintah telah diambil, guna memastikan keamanan informasi dalam konteks kekhawatiran yang semakin meningkat.
PERINGATAN DARI PEMERINTAH AMERIKA
Menurut laporan dari Catherine Szpindor, Sekretaris Administratif DPR, semua staf DPR Amerika Serikat dilarang mengakses atau menginstal DeepSeek pada perangkat apa pun yang disediakan oleh DPR. “Aktor berbahaya dapat mengeksploitasi DeepSeek untuk menyebarkan malware dan infeksi kode beracun ke perangkat,” kata Szpindor.
DPR Amerika Serikat menunjukkan kekhawatiran terhadap DeepSeek
DeepSeek menjadi fokus debat di banyak negara Barat (Foto: Getty).
Dengan latar belakang akademis yang kokoh tentang sistem informasi, Catherine Szpindor sangat memahami risiko laten ketika menginstal aplikasi asing pada perangkat pemerintah. Hal ini juga disebutkan oleh Ketua DPR Mike Johnson dalam sebuah pertemuan di Florida, ketika dia memperingatkan bahwa Tiongkok dapat memanfaatkan DeepSeek untuk mencuri kekayaan intelektual dan mengungguli Amerika dalam bidang AI.
Namun, Presiden Donald Trump memiliki pandangan yang bertentangan. Dia menilai bahwa DeepSeek adalah langkah positif dalam teknologi AI, meskipun kekhawatiran tentang keamanan belum sepenuhnya diselesaikan.
TREND PEMBLOKIRAN TEKNOLOGI LUAR NEGERI
Tidak hanya DeepSeek, sebelumnya, DPR Amerika Serikat juga melarang staf menggunakan versi gratis ChatGPT, dengan meminta beralih ke versi berbayar untuk memastikan akurasi dan keamanan yang lebih baik. Ini bukan kali pertama Amerika menerapkan langkah pembatasan terhadap teknologi asing. Selama masa jabatannya yang pertama, Presiden Trump pernah mengeluarkan perintah untuk melarang TikTok pada perangkat pemerintah untuk mencegah peluang kebocoran informasi sensitif.
KEKHAWATIRAN DI SKALA NASIONAL
Kehadiran DeepSeek tidak hanya menarik perhatian di Amerika Serikat tetapi juga mengundang kekhawatiran di banyak negara Barat. Di Italia, Otoritas Perlindungan Data Pribadi (GPDP) menghapus aplikasi tersebut dari Google Play dan App Store karena dianggap dapat membawa risiko tinggi bagi data pribadi jutaan warga.
Serupa dengan itu, Komisi Perlindungan Data Irlandia (DPC) juga menyatakan kekhawatiran tentang keamanan informasi saat menggunakan DeepSeek. Di Australia, Menteri Perindustrian dan Ilmu Pengetahuan Ed Husic menyarankan pengguna untuk berhati-hati saat berinteraksi dengan chatbot ini.
Selain itu, Korea Selatan juga akan menyelidiki bagaimana DeepSeek mengelola informasi pengguna. Jika ditemukan pelanggaran, pemerintah negara tersebut dapat sepenuhnya melarang penggunaan aplikasi tersebut.
KETIDAKAKTIFAN DARI DEEPSEEK DAN PEMERINTAH TIONGKOK
Sebelum serangkaian tuduhan terkait keamanan dan pengumpulan informasi, baik DeepSeek maupun pemerintah Tiongkok tetap diam. Hal ini semakin meningkatkan kecurigaan dari komunitas internasional.
KESIMPULAN
Debat tentang DeepSeek mencerminkan kekhawatiran yang semakin besar tentang keamanan jaringan dan privasi di era AI. Mengambil keputusan antara manfaat teknologi dan risiko keamanan akan terus menjadi tantangan besar bagi negara-negara. Untuk memastikan keamanan, pengguna harus mempelajari dengan hati-hati sebelum menginstal atau menggunakan alat AI baru.
Baca lebih lanjut: Apa itu Alat AI DeepSeek yang membuat seluruh dunia berguncang?