Anak Terluka Akibat Gigitan Anjing Hampir Putus Kelopak Telinga: Peringatan dan Cara Mencegah

Hà Nội: Bé trai bị chó nhà cắn gần đứt rời vành tai

Kondisi Pasien Saat Masuk Rumah Sakit

Pada tanggal 3 Februari, Rumah Sakit Anak Hanoi telah merawat seorang anak berusia 8 tahun yang dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis akibat digigit oleh anjing. Anak tersebut mengalami luka serius pada telinga kanan, kulit kepala, lengan kanan, tangan kanan, dan beberapa bagian tubuh lainnya. Berdasarkan diagnosis awal, anak tersebut mengalami trauma hampir menyebabkan kelopak telinga kanannya terputus, erektilis telinga eksternal dan kelopak telinga terputus sepenuhnya, hanya tersisa jaringan kulit panjang 2,5 cm di lobulus telinga.


Luka di kelopak telinga setelah operasi mikro (Foto: Rumah sakit).

Selain itu, anak juga mengalami luka gigitan mendalam dan robek di kepala dan lengan kanan, dengan luka robek terpanjang mencapai 5 cm.

Menurut keluarga, insiden ini terjadi ketika anak sedang bermain di rumah neneknya dan tiba-tiba diserang oleh anjing peliharaan. Setelah itu, anak dilakukan pertolongan pertama di Rumah Sakit Chương Mỹ sebelum dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Hanoi untuk perawatan lanjutan.

Proses Perawatan dan Hasil

Drs. Hùng Anh dari Departemen Bedah Umum, Rumah Sakit Anak Hanoi, mengatakan bahwa tim medis segera melakukan tes yang diperlukan dan melakukan operasi darurat. Selama operasi, dokter menemukan kelopak telinga rusak parah, eretilis telinga eksternal dan kelopak telinga putus sepenuhnya, serta struktur pembuluh darah dari telinga putus. Jaringan kulit di lobulus telinga tidak cukup untuk aliran darah, sehingga jaringan kulit perifer menjadi kebiruan dan mengalami pendarahan.

Anak menjalani operasi untuk membuang jaringan rusak, menyambung eretilis telinga eksternal dan kelopak telinga, serta menyambung pembuluh darah telinga menggunakan teknik mikrobedah. Setelah operasi, bentuk telinga memenuhi syarat, kelopak telinga merah muda, berwarna normal, tanpa tanda nekrosis. Luka-luka lainnya juga dibersihkan secara menyeluruh, dipotong, dan ditambal.

Saat ini, anak sudah sadar sepenuhnya, kondisi kesehatannya stabil, dan dalam proses pemulihan. Anak diberikan antibiotik, perawatan luka operasi, serta vaksinasi rabies dan tetanus sesuai protokol.


Pasien dalam proses pemulihan aktif (Foto: Rumah sakit).

Peringatan tentang Kejadian Kecelakaan Akibat Digigit Hewan

Perlu dicatat, ini bukan kasus tunggal selama periode Tahun Baru Imlek. Berdasarkan data dari hotline Rumah Sakit Anak Hanoi, banyak anak-anak telah digigit oleh anjing atau kucing di rumah. Insiden ini dapat menyebabkan konsekuensi serius seperti trauma pembuluh darah, saraf, infeksi, bahkan penyakit rabies atau amputasi anggota tubuh.

Para dokter menekankan bahwa anak-anak sering kali penasaran dan belum sepenuhnya menyadari tanda bahaya hewan. Oleh karena itu, orang dewasa harus proaktif dalam pencegahan kecelakaan dengan cara:

  • Jangan biarkan anak-anak berinteraksi dengan hewan asing atau hewan yang menunjukkan perilaku agresif.
  • Ajarkan anak-anak cara berinteraksi dengan hewan peliharaan dengan aman, hindari mengganjal atau membuat mereka marah.
  • Selalu waspada ketika ada hewan di rumah.

Panduan Penanganan Saat Anak Digigit Anjing

Ketika anak digigit oleh anjing atau kucing, orang tua atau pengasuh harus segera melaksanakan langkah-langkah berikut:

  1. Bersihkan luka: Gunakan air bersih dan sabun untuk membersihkan luka selama minimal 15 menit.
  2. Disinfeksi: Oleskan alkohol atau betadine pada luka untuk mencegah infeksi.
  3. Tangani pendarahan dengan lembut: Bandage luka dengan plester steril untuk menghentikan pendarahan.
  4. Bawa anak ke fasilitas medis: Periksa dan vaksinasi rabies dan tetanus sesuai petunjuk dokter.
  5. Amati hewan yang menggigit: Jaga hewan yang menggigit selama 15 hari untuk mengamati gejala abnormal.

Perhatian, jangan pernah menjahit luka sendiri di rumah karena hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi.

Kesimpulan

Kecelakaan akibat digigit hewan tidak hanya menyebabkan trauma fisik tetapi juga mempengaruhi psikologis anak. Untuk melindungi anak-anak, para orang tua harus meningkatkan kesadaran pencegahan dan membekali diri dengan pengetahuan yang benar tentang penanganan saat terjadi insiden. Ingatlah bahwa pencegahan lebih baik daripada pengobatan!

Sumber referensi: Báo Dân Trí

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *