CEO OpenAI, Sam Altman, baru-baru ini menyatakan bahwa perusahaan tidak akan menggugat DeepSeek, pesaing asal Tiongkok. Informasi ini menarik banyak perhatian dalam industri kecerdasan buatan (AI) global.
CEO OpenAI tidak akan menggugat DeepSeek Tiongkok
CEO OpenAI, Sam Altman, menegaskan tidak ada rencana untuk menggugat DeepSeek.
Dari Tuntutan Hukum ke Kemitraan yang Mungkin
Sebelumnya, CEO Altman pernah mengkritik perusahaan-perusahaan Tiongkok yang menjiplak model AI terbaru dari OpenAI, termasuk DeepSeek. Namun, dalam sebuah wawancara di Tokyo (Jepang), dia mengemukakan pandangan yang berbeda: “Kami saat ini tidak memiliki rencana untuk menggugat DeepSeek. Kami akan terus membangun alat-alat AI yang luar biasa dan tetap menjadi pemimpin dunia dalam kemampuan modelisasi teknologi ini.”
Altman juga menekankan bahwa persaingan sehat adalah faktor yang mendorong inovasi. Dia berkomentar: “DeepSeek jelas merupakan model yang impresif, tetapi kami percaya bahwa kami akan terus memperluas batasan dan menyediakan produk-produk hebat. Oleh karena itu, kami sangat senang memiliki kompetitor baru lagi.”
DeepSeek: Pesaing Baru Tapi Ambisius
DeepSeek muncul sebagai fenomena berkat kemampuan pemahaman yang kuat dan biaya pelatihan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan model AI terkemuka di dunia. Alat ini telah mengundang banyak diskusi tentang apakah perusahaan Tiongkok sedang menjiplak teknologi AI canggih dari Barat atau tidak.
Menurut OpenAI, para pesaing menggunakan proses yang disebut “distilasi” – teknik di mana pengembang menciptakan model-model yang lebih kecil yang belajar dari model-model besar melalui pencitraan perilaku dan model keputusan mereka. Hal ini mirip dengan cara siswa belajar dari guru.
Namun, OpenAI sendiri juga tidak luput dari tuntutan terkait penggunaan dokumen berlisensi untuk melatih model AI generatif mereka. Ini adalah masalah yang memicu kontroversi di komunitas teknologi global.
Kemunculan DeepSeek
DeepSeek didirikan pada tahun 2023 di Hangzhou, Tiongkok oleh Liang Wenfeng – seorang insinyur berbakat lulusan Universitas Zhejiang. Awalnya, perusahaan ini mencoba berbagai model AI namun belum benar-benar menciptakan dampak besar.
Perubahan datang di akhir tahun lalu ketika DeepSeek meluncurkan model AI bernama R1. Dengan kemampuan pemrosesan yang cerdas dan efisiensi biaya hanya $5,6 juta, R1 segera menjadi fenomena global. Angka ini sangat mengesankan jika dibandingkan dengan ratusan juta, bahkan miliaran dolar yang diinvestasikan oleh perusahaan teknologi AS untuk proyek-proyek AI mereka.
Fokus Teknologi
Salah satu faktor yang membuat DeepSeek menarik perhatian adalah kemampuan optimisasi biaya tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini tidak hanya membantu perusahaan menghemat sumber daya tetapi juga menantang para pesaing lain.
Selain itu, model R1 dari DeepSeek menunjukkan kemampuan analisis yang superior, memenuhi berbagai kebutuhan pengguna di seluruh dunia. Ini adalah langkah penting dalam bidang AI, di mana kecepatan dan akurasi selalu menjadi prioritas.
Kesimpulan: Arah Baru untuk Industri AI
Keputusan CEO OpenAI untuk tidak menggugat DeepSeek mencerminkan semangat kerja sama dan persaingan sehat dalam industri teknologi AI. Sebagai gantinya dari fokus pada gugatan, perusahaan-perusahaan harus berfokus pada peningkatan dan peningkatan kualitas produk.
Kehadiran DeepSeek juga mengingatkan bahwa perlombaan teknologi AI tidak hanya terjadi di negara-negara maju tetapi juga meluas ke pasar baru seperti Tiongkok. Hal ini menjanjikan banyak peluang dan tantangan di masa depan.
Ikuti perkembangan terbaru dari OpenAI dan DeepSeek untuk memahami tren perkembangan industri AI global.
Sumber Referensi:
Dantri.com.vn