Pada tanggal 14 Januari lalu, Pak Vũ Văn Hùng (68 tahun, Hải Phòng) mengalami beberapa momen penuh emosi saat makan siang untuk mengantar cucunya, Vũ Minh Hiếu (23 tahun), pergi kembali ke Jerman untuk belajar. Ini adalah kunjungan pertama Hiếu ke rumah setelah lebih dari dua tahun menempuh pendidikan di kota Munich.
Makan Siang yang Mengandung Rasa
Mengambil kesempatan liburan Natal dan Tahun Baru, Hiếu menghabiskan 20 hari di Vietnam untuk berada di samping nenek dan kakeknya tanpa bepergian jauh. “Kakek saya meminta saya banyak hal, terutama menjaga kesehatan, makan dengan baik, dan tidak melewatkan makan,” kata Hiếu. Di saat itu, keduanya tidak bisa menahan emosi mereka. Setelah makan siang, Hiếu secara tak terduga menemukan video dari kamera ruang makan yang merekam kakeknya menangis dan menyeka air matanya sendirian ketika dia berada sendirian.
Bagi Hiếu, ini adalah kenangan yang sulit dilupakan. Sejak kecil, dia selalu lebih dekat dengan nenek, tetapi momen ini membuatnya menyadari betapa mendalamnya cinta kakeknya padanya. “Saya merasa bingung karena belum pernah melihat kakek seperti itu sebelumnya,” kata Hiếu.
Ucapan yang Menggerakkan Komunitas Media Sosial
Setelah memposting video tersebut di media sosial, cerita Hiếu dengan cepat mendapatkan lebih dari 5 juta penonton dan ribuan komentar. Banyak orang menyampaikan empati dan membagikan kenangan pribadi mereka dengan kakek-nenek.
“Kakek saya juga seperti itu. Sejak kecil hingga besar, kakek selalu mencintai kedua anak saya paling banyak. Apapun yang enak, kakek selalu menyimpan untuk cucu,” tulis akun Minh Ngọc. Seorang pengguna lain, Quỳnh Trân, berkomentar: “Pada hari saya terbang ke Korea Selatan, meskipun kakek sudah sangat tua dan buta, dia tetap ingin ke bandara untuk mengantar saya. Hargai waktu kakek-nenek kita karena waktunya tidak banyak.”
Cinta yang Melampaui Waktu dan Jarak
Hiếu tumbuh dibawah perawatan nenek dan kakek sejak usia dua tahun, ketika orang tuanya menetap dan bekerja di luar negeri. Bagi Hiếu, pasangan Pak Hùng bukan hanya kakek-nenek, tetapi juga ibunda-kakanda keduanya. Meskipun jarang bicara, Pak Hùng selalu menunjukkan cinta lewat tindakan kecil tapi bermakna.
Setiap minggu, Hiếu menelepon untuk bertanya kabar kepada kakek-neneknya. Dia mengatur telepon agar nenek hanya perlu menekan tombol biru untuk berbicara. “Nenek sangat lembut, sedangkan kakek meskipun hemat kata, saya tahu betul cinta kakek,” kata Hiếu.
Meskipun tinggal jauh dari kampung halaman, Hiếu selalu mengingat keluarganya. Karena tidak dapat mengatur pekerjaan untuk merayakan Tahun Baru Imlek bersama kakek-nenek, dia berencana untuk menelepon setelah bekerja di Jerman—yang akan menjadi hari pertama Tahun Baru di Vietnam. “Tidak peduli seberapa sibuk atau jauh jaraknya, setiap anak yang tinggal jauh dari rumah tetap ingat asal-usulnya,” kata Hiếu.
Pesan Mendalam tentang Keluarga
Cerita Hiếu tidak hanya tentang momen emosional antara kakek dan cucu, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang nilai keluarga. Tahun Baru tidak hanya sebagai waktu berkumpul, tetapi juga saat untuk menghargai hubungan yang paling berarti.
“Saya harap anak-anak yang harus merayakan Tahun Baru jauh dari rumah tidak merasa sedih, tetapi berusaha menjaga kesehatan agar tahun depan, tahun depan lagi, mereka dapat berkumpul dengan keluarga,” Hiếu menyampaikan.
Semoga melalui cerita ini, setiap orang akan semakin menghargai momen bersama keluarga dan terus merawat cinta untuk orang-orang terdekat.
Sumber: dantri.com.vn