Cerita tentang cucu tua Tran Van Côi, usia 112 tahun dari desa Trung Tien, kecamatan Nghi Quang, Kabupaten Nghi Loc, Nghe An, telah memukau dan mengharukan komunitas media sosial ketika gambar cucu berjalan sendiri dengan tongkat menuju acara perayaan ulang tahun di rumah budaya desa tersebar luas. Selain menjadi simbol kehidupan panjang, cucu juga mengajarkan pelajaran berharga tentang semangat optimisme dan cinta hidup.
Sebuah Kehidupan Penuh Makna
Menurut paman Hung Long, cucu ipar cucu Côi, cucu saat ini memiliki keluarga besar dengan 8 anak, 29 cucu, 73 cicit, dan 5 cicit-cicit. Meskipun usianya sudah sangat tua, cucu tetap menjaga kesehatannya, tidur dan makan teratur, serta tetap cerdas dalam mengenali anggota keluarganya.
Pada tanggal 1 Februari, yang jatuh pada hari keempat Tahun Baru Imlek, banyak cucu dan keturunan berkumpul di desa untuk merayakan ulang tahun cucu. Yang menarik adalah cucu Côi berjalan sendiri dengan tongkat ke rumah budaya desa untuk menghadiri acara bersama para cucu tua lainnya. Cucu hanya memberikan dukungan dari jarak jauh, memastikan keselamatan cucu selama perjalanan.
Cucu Côi menerima surat ucapan ulang tahun dari Ketua Pemerintah Kabupaten Nghe An (Foto: Hung Long).
Perwakilan Asosiasi Lansia Kecamatan Nghi Quang menyatakan bahwa cucu Tran Van Côi adalah orang tertua di daerah tersebut. Keberadaan cucu tidak hanya menjadi kebanggaan bagi keluarga tetapi juga teladan tentang kekuatan dan keteguhan hidup.
Rahasia Panjang Umur
Bapak Vo Thi Binh, cucu menantu cucu Côi, berbagi bahwa cucu adalah orang yang baik, senang, dan sangat mencintai cucu-cucunya. Terutama, cucu selalu menyukai bekerja keras. Meskipun telah berusia lebih dari 90 tahun, cucu masih merawat sayuran dan pergi ke pasar dengan sepeda untuk menjualnya. Namun, karena khawatir akan kesehatan cucu, cucu akhirnya setuju untuk istirahat sepenuhnya. Awalnya cucu tidak puas, namun kemudian mulai menerima.
Dalam hal makanan, cucu tidak pemilih atau meminta makanan khusus. Makanan favorit cucu termasuk ikan asin manis, sup, sayuran, dan sedikit daging. Meskipun cucu tidak lagi memiliki gigi, cucu masih bisa menikmati setengah lembar nian zao atau beberapa potong tetela tanpa bantuan apa pun.
Cucu Côi bahagia bersama cucu-cucunya dalam acara ulang tahun (Foto: Hung Long).
Meskipun pergerakan menjadi lebih sulit karena usia dan efek dari kecelakaan pada tahun 2016, cucu selalu berusaha melakukan segala sesuatunya sendiri agar tidak merepotkan cucu.
Curahan Hati yang Mengharukan
Yang menarik adalah cucu Côi sering mengeluh bahwa “sudah terlalu lama hidup,” bahkan cucu sudah menyiapkan surat wasiat sejak bertahun-tahun lalu. Setiap kali musim berganti, cucu biasanya membuang pakaian lama karena berpikir cucu tidak akan membutuhkannya lagi tahun depan.
“Cucu sering berkata ‘sudah bosan hidup’, tapi setiap kali seperti itu, cucu-cucu selalu tertawa dan menggodanya ‘harus hidup lebih lama agar cucu bisa menikah dengan cicit’,” kata Hung Long.
Hung Long merasa beruntung karena cucu dapat hadir dalam upacara pernikahan mereka. Meskipun tidak dapat hadir pada hari pengantin putra mereka karena alasan kesehatan, dia dan istrinya tetap bahagia ketika cucu kecil mereka diberikan oleh cucu untuk dipuji dan diberi uang koin.
Cucu Côi tersenyum bahagia bersama cucu iparnya Hung Long dan cicit (Foto: Hung Long).
Kesimpulan
Cerita tentang Tran Van Côi bukan hanya bukti panjang umur tetapi juga inspirasi besar tentang cara hidup optimis dan mencintai kehidupan. Cucu adalah teladan tentang kekuatan, keteguhan, dan cinta kepada keluarga. Mari kita menghargai setiap momen bersama orang-orang tercinta dan belajar dari kisah ini yang penuh makna.
Jika Anda menemukan artikel ini bermanfaat, jangan lupa untuk membagikannya agar pesan positif ini dapat tersebar lebih luas!
Sumber: Dan Tri