Perayaan Tahun Baru Imlek adalah hari besar yang paling penting dalam tahun bagi orang Vietnam, serta merupakan momen untuk mempererat hubungan keluarga dan kekaisaran. Namun, bagi ribuan pekerja Vietnam yang bekerja di luar negeri, perayaan ini menjadi saat yang penuh emosi, ketika rindu rumah mengalir bersama dengan harapan untuk merubah nasib.
Kisah Penuh Emosi dari Negara Asing
Bapak Đoàn Tuấn Đạt (tinggal di Quán Hàu, Kabupaten Quảng Ninh, Provinsi Quảng Bình) telah melewati 14 tahun berturut-turut tanpa bisa pulang ke Vietnam untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Setelah 9 tahun bekerja di Rusia, beliau pindah ke Taiwan (China) 5 tahun yang lalu. Meskipun pekerjaannya stabil, setiap kali musim semi tiba, beliau tidak bisa tidak merasa bersedih memikirkan hari-hari Tahun Baru yang penuh kebersamaan dengan keluarganya.
“Melihat gambar belanja untuk Tahun Baru Imlek di media sosial, melihat jalan desa yang dipenuhi dengan bendera dan bunga yang indah, hati saya teriris. Hanya bisa menelepon untuk menanyakan kesehatan anggota keluarga, mendengar suara yang akrab untuk mengurangi sedikit rindu,” kata Pak Đạt.
Tidak hanya Pak Đạt, Bapak Trần Vũ Hoàng (lahir pada tahun 2000, tinggal di Quảng Thuận, Kota Ba Đồn, Provinsi Quảng Bình) juga membawa dalam dirinya rasa rindu mendalam tentang tanah air setiap kali Tahun Baru Imlek tiba. Saat ini bekerja di Jepang, ini adalah Tahun Baru Imlek ketiga berturut-turut yang beliau lewati tanpa dapat berkumpul dengan keluarga.
“Di sini, kami berusaha menciptakan suasana Tahun Baru Imlek dengan membuat bánh chưng, memasak hidangan tradisional. Beberapa wanita yang pandai tangan bahkan membuat manisan untuk menciptakan suasana yang lebih hangat seperti di rumah,” bagikan Bapak Hoàng.
Suasana Tahun Baru Imlek di Tanah Asing
Untuk mengurangi rindu tanah air, para pekerja Vietnam di luar negeri sering mengadakan pertemuan-pertemuan, menciptakan suasana Tahun Baru Imlek di tengah-tengah negara asing. Di Taiwan, Pak Đạt mengatakan ada komunitas diaspora orang Quảng Bình, tempat di mana orang-orang saling mendukung dalam pekerjaan dan kehidupan.
“Kami biasanya berkumpul untuk membuat bánh chưng, menyusun makanan tradisional, dan berbagi cerita lucu dan sedih. Komunitas juga mengadakan aktivitas amal, berkontribusi kepada tanah air, dan membantu mereka yang berada dalam situasi sulit,” kata Pak Đạt.
Di Jepang, meskipun tidak memiliki liburan resmi pada hari Tahun Baru Imlek, para pekerja tetap berusaha menghabiskan waktu bersama, berbagi kebahagiaan di hari awal musim semi. “Meskipun sulit, kami selalu mencari cara untuk menjaga identitas budaya bangsa,” tekankan Bapak Hoàng.
Menghadap Tanah Air, Menuju Masa Depan yang Cerah
Menurut statistik dari Departemen Tenaga Kerja – Veteran dan Sosial, Provinsi Quảng Bình, sekitar 30.000 orang dari daerah tersebut bekerja, belajar, atau bekerja di luar negeri. Setiap tahun, Quảng Bình memilih lebih dari 5.000 orang untuk bekerja di luar negeri.
Meskipun setiap orang memiliki kondisi yang berbeda, mereka semua memiliki harapan untuk merubah nasib dan cinta yang mendalam terhadap tanah air. Tahun Baru Imlek yang jauh dari rumah tidak hanya sebagai rindu, tetapi juga sebagai motivasi untuk terus berusaha, berharap suatu hari nanti dapat kembali bersama keluarga.
Sumber referensi: Dân Trí