Pada siang hari malam tahun baru Imlek, para pedagang kecil di pasar bunga di DKI Jakarta terburu-buru mengembalikan tempat yang disewa. Banyak orang memilih untuk membawa bunga keluar ke jalan untuk dijual murah dalam harapan mendapatkan modal kembali sebelum pulang ke kampung halaman untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Beberapa lainnya, karena terlalu frustrasi dengan harga rendah dari pelanggan, memutuskan untuk memecahkan pot bunga dan membuang hasil kerja keras mereka selama setahun.
Pedagang kecil di Taman Giadinh (kota Gò Vấp) membawa bunga ke jalan Hoàng Minh Giám untuk dijual.
Keadaan Memilukan Pedagang Kecil pada Malam Tahun Baru Imlek
Di pasar bunga Taman Giadinh (kota Gò Vấp), banyak pedagang menyatakan kekecewaan mereka hanya dapat menjual sebagian kecil dari total barang yang dibawa ke kota. Orang-orang yang tidak dapat menjual barangnya harus menumpuk bunga ke mobil atau bahkan menghancurkannya di tempat.
“Orang-orang menawar harga sangat rendah, tidak cukup untuk menutupi biaya pupuk, pengiriman, dan perawatan. Kami lebih baik menghancurkan daripada menjual dengan harga begitu rendah,” kata salah satu pedagang. Ini adalah perasaan umum dari banyak petani yang telah bekerja keras selama setahun untuk persiapan musim bisnis Tahun Baru Imlek.
Banyak pedagang di Taman Giadinh frustrasi, menghancurkan bunga daripada menjual murah.
Untuk tanaman hias seperti pohon mai yang memiliki nilai tinggi, pedagang biasanya memotong cabangnya untuk dikirim kembali ke kebun dan dirawat lagi untuk tahun depan. Pak Hoàng Tuấn (47 tahun, asal Bến Tre) mengatakan: “Tahun ini saya membawa lebih dari 40 pohon mai ke DKI Jakarta tetapi hanya berhasil menjual 12 pohon. Sisanya harus dipotong cabangnya untuk dikirim kembali ke desa.”
Dukungan dari Tim Penjaga dan Situasi Penjualan Lesu
Tim penjaga Taman Giadinh juga membantu pedagang kecil dalam mengalihkan bunga dari area tersebut. “Kami bertugas membantu warga mengangkut bunga keluar dari taman untuk mengembalikan tempat yang disewa, serta berharap mereka bisa menjual sedikit lagi untuk mendapatkan uang pulang merayakan Tahun Baru Imlek,” kata seorang petugas penjaga.
Tim penjaga membantu secara aktif untuk menyelesaikan pengembalian tempat yang disewa tepat waktu.
Namun, meskipun telah mengurangi harga secara signifikan dan menempel spanduk “diskon besar,” banyak pedagang masih tidak dapat menemukan pembeli. Bu An Nhiên (42 tahun, Tiền Giang), seorang pedagang dengan lebih dari 10 tahun pengalaman menjual bunga Tahun Baru Imlek di DKI Jakarta, berkata dengan berlinang air mata: “Belum pernah ada tahun yang seburuk ini. Hanya berharap dapat impas untuk melanjutkan usaha tahun depan.”
Pemandangan Sedih di Pasar Bunga Taman 23/9
Di pasar bunga Taman 23/9 (kota 1), situasinya juga tidak lebih baik. Banyak pot bunga tergeletak retak setelah pasar mengembalikan tempat yang disewa. Seorang pedagang dari Bến Tre mengatakan bahwa ada pelanggan yang menawar harga dari 200.000 VND menjadi hanya 50.000 VND untuk satu pot kuit, membuatnya sangat sedih.
Banyak pot bunga retak, ditinggalkan setelah pasar mengembalikan tempat yang disewa.
Bu Kim Nguyên (40 tahun) mengatakan, meskipun biaya pengiriman pot bunga kembali ke Bến Tre mencapai 3 juta VND per arah, dia tetap harus memotong cabang pohon mai untuk dikirim. “Sayang sekali pohon mai, jadi meskipun mahal juga harus dilakukan,” kata Bu Nguyên.
Harapan kecil pada malam terakhir tahun
Meskipun menghadapi kesulitan, banyak pedagang kecil masih berusaha duduk dan menunggu hingga malam dengan harapan dapat menjual sedikit lagi. Pak Dũng (asal Bến Tre) bersama anaknya sabar menunggu pelanggan datang membeli bunga. “Harapan menjual sedikit lagi modal untuk membeli tiket pulang ke kampung halaman,” kata Pak Dũng.
Pak Dũng dan anaknya tetap berusaha menunggu pelanggan dalam jam-jam terakhir tahun.
Malam terakhir tahun Giáp Thìn, di jalanan DKI Jakarta masih banyak orang sibuk membeli bunga dan tanaman hias untuk melengkapi dekorasi rumah. Namun, cerita pahit para pedagang kecil di pasar bunga adalah bukti nyata dari musim bisnis yang penuh tantangan.
Kesimpulan
Keniscayaan pahit para pedagang kecil DKI Jakarta pada malam tahun baru Imlek mencerminkan kesulitan yang dihadapi oleh industri bunga dan tanaman hias. Meskipun menghadapi banyak rintangan, mereka tetap mempertahankan harapan untuk tahun baru yang lebih sukses. Untuk mendukung para pekerja ini, komunitas harus meningkatkan kesadaran dalam berbelanja dan mendukung produk lokal. Bagikan artikel ini untuk menyebarkan pesan ini!
Sumber referensi: Dân Trí