Sudah bertahun-tahun berlalu, namun perjalanan mencari jenazah ayahnya, yaitu Pham Ba Tri (tinggal di distrik Thuan Hoa, kota Hue, wartawan Hue Today), belum membuahkan hasil akhir.
Pham Ba Tri mengungkapkan bahwa enam tahun lalu, ia mendatangi Komando Pasukan Perbatasan Provinsi Lang Son dan menemukan nama ayahnya dalam arsip yang disimpan di unit tersebut.
Wartawan Pham Ba Tri bersama surat-surat tua dari ayahnya yang tak pernah dikenal (Foto: Vi Thảo).
Pada saat itu, pihak berwenang menyatakan bahwa jenazah pahlawan revolusioner Pham Ba Hai kemungkinan telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kabupaten Van Quan, Provinsi Lang Son, di antara makam-makam tanpa identitas.
Sejak menemukan informasi tersebut hingga sekarang, keluarga wartawan Ba Tri terus menantikan hasil tes DNA dari bank data makam untuk membuat dokumen perbandingan guna melanjutkan pencarian jenazah pahlawan revolusioner Pham Ba Hai.
Menurut Nyonya Nguyen Thi Lan (71 tahun, mantan perawat Rumah Sakit Pusat Hue), istri pahlawan revolusioner Pham Ba Hai, pada November 1977 suaminya dan banyak pemuda seusianya sukarela masuk militer untuk menjalankan tugas mempertahankan negara. Pada waktu itu, Nyonya Lan baru saja melahirkan putra pertama mereka, yang juga merupakan anak satu-satunya, hanya tiga hari sebelumnya.
Setelah menjalani pelatihan di Dong Hoi (Quang Binh), suami Nyonya Lan dan rekan-rekannya ditempatkan di Resimen 12 (Pasukan Thanh Xuyen) di bawah Komando Tentara Keamanan Publik (sekarang dikenal sebagai Pasukan Perbatasan).
Pada sekitar bulan Maret 1978, Batalyon 2, Resimen 12 tempat prajurit muda Pham Ba Hai ditugaskan dikirim ke benteng Dong Dang, dengan misi menjaga perbatasan dari pos pemeriksaan Tam Thanh hingga tugu perbatasan 25 di desa Na Ban serta jalur kereta api Huu Nghi, di Provinsi Lang Son.
Nyonya Nguyen Thi Lan di samping foto almarhum suaminya, pahlawan revolusioner Pham Ba Hai (Foto: Vi Thảo).
“Ibu bercerita bahwa ketika saya berusia empat bulan, ayah mendapat izin cuti selama beberapa hari. Setelah di rumah, baru saja mulai membiasakan diri menggendong saya, tiga hari kemudian dia harus kembali ke kesatuannya. Sejak itu, semua perasaan cinta dan rindu kepada keluarga, istri, dan anaknya, dia tuangkan dalam surat-surat dari ujung utara negara.
Ketika saya genap 15 bulan, keluarga menerima surat kematian. Dia gugur di benteng Dong Dang tepat di pagi hari pertama pertempuran pecah. Saya tak pernah melihat wajah orang yang melahirkan saya.
Gambaran tentang ayah saya terbentuk dari cerita ibu, melalui foto kenangan dan surat-surat penuh kasih sayang yang disimpannya dengan hati-hati,” ungkap wartawan Ba Tri.
Pham Ba Tri dalam salah satu perjalanan mencari jenazah ayahnya di taman makam pahlawan di Lang Son (Foto: Dokumentasi pribadi).
Tri mengatakan bahwa setelah pahlawan revolusioner Pham Ba Hai gugur, ibunya bekerja keras sendirian untuk membesarkan anak. Selain bekerja di Rumah Sakit Pusat Hue, Nyonya Lan juga sering menggunakan waktu luangnya untuk bersepeda ke tempat usaha, mengambil karung kacang untuk dikupas di rumah demi menambah penghasilan.
Dia juga sering membawa Tri ke rumah neneknya untuk meminta ubi dan singkong, yang dibawa ke kota untuk memberi makan anaknya selama masa sulit era beras bersubsidi.
“Masih ingat ketika saya kecil, setiap kali saya meminta ayah, ibu saya selalu berbohong bahwa dia sedang menjalankan tugas menjaga perbatasan dan belum bisa pulang. Baru setelah dewasa, saya tahu bahwa ayah telah gugur dalam perang perbatasan utara tahun 1979.
Hingga hari ini, harapan terbesar keluarga kami adalah menemukan jenazahnya untuk membawa ayah pulang ke kampung halaman,” kata Ba Tri dengan nada sedih.
Pahlawan revolusioner Pham Ba Hai (lahir 1953, asal Phong Binh, Phong Dien, Thua Thien Hue) gugur pada tanggal 17 Februari 1979 di benteng Dong Dang, Lang Son, dalam perang mempertahankan perbatasan utara.
Wartawan Pham Ba Tri (lahir 1977) adalah anak tunggal dari pahlawan revolusioner Pham Ba Hai dan istrinya, Nyonya Nguyen Thi Lan. Saat ini, ia bekerja di koran Hue Today (dahulu dikenal sebagai koran Thua Thien Hue).
Tautan Sumber: https://dantri.com.vn/an-sinh/con-trai-nguoi-linh-hy-sinh-o-bien-gioi-phia-bac-chi-biet-cha-qua-loi-me-ke-20250216155835604.htm