Apakah Media Sosial “Untuk Masyarakat” Sudah Cukup?

Elon Musk bán mạng xã hội X để củng cố quyền lực

Namun, dalam konteks generasi muda yang semakin kritis dan selektif terhadap konten, apakah media sosial “untuk masyarakat” sudah cukup?

Generasi yang Tidak Lagi Mudah dengan Konten “Hanya untuk Hiburan”

Generasi Z—generasi yang tumbuh bersama internet—sedang memasuki tahap introspeksi: apakah media sosial membantu mereka hidup lebih baik, memahami lebih dalam, dan terhubung lebih nyata? Atau hanya membuang waktu secara sia-sia?

Tidak sulit untuk melihat pergeseran perilaku pengguna muda: dari interaksi terus-menerus menjadi selektif, dari konsumsi pasif menjadi penciptaan nilai yang proaktif. Mereka mencari platform yang tidak hanya “menyenangkan” tetapi juga “nyata”, tidak hanya “hiburan” tetapi juga “menginspirasi”. Saat itulah konsep media sosial prososial muncul.

Tetapi untuk benar-benar menjadi pilihan yang berkelanjutan, media sosial prososial tidak bisa hanya sebatas label yang diberikan pada media sosial. Media sosial perlu didefinisikan ulang, tidak hanya dalam kata-kata, tetapi dengan nilai-nilai spesifik yang dapat dirasakan dan diuji oleh pengguna setiap hari.

Media Sosial Prososial Perlu Melewati Konsep “Mengurangi Negativitas”

Dalam konteks media sosial yang semakin dikritik karena memperkuat informasi yang salah, kecanduan interaksi, dan berdampak buruk pada kesehatan mental, konsep media sosial prososial muncul sebagai upaya untuk mendefinisikan kembali peran platform digital dalam kehidupan modern.

Ketika media sosial tidak lagi sekadar saluran komunikasi, tetapi menjadi bagian integral dari infrastruktur digital, pertanyaannya adalah: apakah hanya “mengurangi hal negatif” sudah cukup untuk memenuhi harapan masyarakat yang semakin meningkat?

Generasi pengguna baru, terutama kaum muda, tidak hanya mencari lingkungan media sosial yang lebih sehat. Mereka menginginkan ruang digital yang memberikan nilai praktis, membantu mereka belajar, mengembangkan diri, terhubung dengan komunitas, dan berkontribusi pada kegiatan sosial secara proaktif.

Pendidikan adalah salah satu bidang yang menunjukkan pergeseran yang kuat dalam harapan pengguna. Ketika teknologi seperti AI, VR360, Digital Twin, atau IoT semakin populer, kelas belajar tidak lagi terbatas pada empat dinding.

Siswa, mahasiswa, khususnya, membutuhkan pengalaman interaktif yang lebih praktis, di mana konsep teoritis dapat diuji langsung dalam lingkungan simulasi.

Platform media sosial yang benar-benar berfokus pada masyarakat perlu bertindak sebagai ruang belajar terbuka, menghubungkan teknologi dan pengetahuan secara fleksibel dan kreatif.

Pada saat yang sama, budaya, sejarah, dan seni, yang merupakan pilar pembentuk identitas nasional, juga menghadapi kebutuhan untuk diperbarui agar tetap hidup di era digital.

Ketika sebagian besar platform saat ini mengutamakan konten singkat yang mudah tersebar, semakin banyak anak muda yang mencari kisah-kisah mendalam yang menyentuh ingatan kolektif dan nilai-nilai budaya komunitas.

Media sosial, jika benar-benar untuk masyarakat, tidak bisa berhenti pada berbagi foto menarik, tetapi perlu menjadi saluran penceritaan yang berbobot bagi warisan budaya.

Suatu desa kerajinan kuno, lagu-lagu tradisional, atau peristiwa sejarah jika disajikan melalui VR360 atau model 3D, akan lebih mudah menyentuh perasaan, membangkitkan rasa ingin tahu, dan membuat anak muda ingin mempelajari lebih lanjut, bukan sekadar sekilas lalu dilupakan.

Ketika pengguna menuntut lebih banyak, perubahan yang dibutuhkan media sosial tidak terletak pada algoritma, tetapi pada cara berpikir dalam membuat konten, harus bisa menggabungkan hiburan dengan pendidikan, teknologi dengan pengalaman, dan individu dengan komunitas.

Dalam pergeseran ini, platform baru sedang dibicarakan di kalangan teknologi dengan rasa ingin tahu tertentu: YooLife.

YooLife adalah platform media sosial virtual reality yang perintis yang dikembangkan oleh orang Vietnam. Tidak mengikuti pola yang sudah ada, platform ini dikembangkan dengan fokus menggabungkan teknologi 3D, VR360, dan konten yang terkait dengan kehidupan sehari-hari: mulai dari pendidikan, pariwisata, budaya hingga transformasi digital komunitas.

Meskipun belum diluncurkan secara resmi, YooLife secara bertahap menciptakan ekosistem digital sosial baru. Di sana, pengguna tidak hanya membaca informasi, tetapi juga dapat memasuki ruang interaksi, belajar, mempelajari warisan, atau melakukan aktivitas sehari-hari di lingkungan digital yang visual dan mudah diakses.

Mari berkontribusi untuk melestarikan nilai-nilai budaya, ingatan, dan semangat komunitas di ruang digital langsung di YooLife di sini.


Source link: https://dantri.com.vn/cong-nghe/mang-xa-hoi-vi-xa-hoi-lieu-da-du-20250427102204774.htm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *