Sebuah buah yang akrab dalam kehidupan sehari-hari orang Vietnam secara mengejutkan dinilai sebagai makanan terbaik di dunia oleh majalah kuliner ternama Inggris, Good Food.
Kabar baiknya, buah ini tidak hanya populer tetapi juga ditanam secara luas di Vietnam dengan hasil panen tinggi dan kualitas yang stabil.
Alpukat diperkenalkan ke Vietnam sejak tahun 1960-an, dimulai di Bảo Lộc (Lâm Đồng), kemudian menyebar ke berbagai provinsi di Dataran Tinggi Tengah seperti Đắk Lắk, Đắk Nông… karena menyukai iklim sejuk dan tanah yang gembur.
Beberapa tahun terakhir, tanaman ini mulai ditanam secara percobaan di Delta Sungai Mekong. Ternyata, tanaman tumbuh dengan baik, bahkan menghasilkan buah dengan hasil panen tinggi dan kualitas yang stabil.
Superfood Teratas Karena “Profil Nutrisi” yang Mengesankan
Good Food mengumumkan daftar 20 makanan terbaik untuk kesehatan yang harus dimasukkan ke dalam pola makan harian.
Di antara itu, alpukat menduduki peringkat pertama, mengungguli makanan kaya nutrisi lainnya seperti telur, bawang putih, delima, atau sawi.
Buah yang Dinilai Sebagai Makanan Terbaik di Dunia, Banyak Ditanam di Vietnam – 1Alpukat sangat baik untuk kesehatan (Foto: Getty)
Menurut majalah ini, alpukat merupakan sumber lemak tak jenuh tunggal, vitamin E, folat, serat larut, dan berbagai mineral penting seperti kalium, tembaga, dan zat besi – semuanya berperan penting dalam mendukung kesehatan jantung, saraf, dan sistem kekebalan tubuh.
Serat dan lemak baik meningkatkan rasa kenyang, membantu mengontrol berat badan, dan mengurangi risiko penyakit jantung – penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia.
Manfaat Kesehatan yang Terbukti melalui Penelitian Ilmiah
Banyak penelitian ilmiah yang telah menegaskan nilai kesehatan alpukat dalam pola makan modern.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of the American Heart Association menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi 2 buah alpukat setiap minggu memiliki risiko penyakit jantung yang lebih rendah sebesar 16%, dan risiko penyakit arteri koroner yang lebih rendah sebesar 21% dibandingkan dengan mereka yang jarang mengonsumsi buah ini.
Penulis penelitian – Dr. Lorena Pacheco dari Universitas Harvard – mengatakan, “Mengganti alpukat dengan makanan yang kaya lemak jenuh seperti mentega, keju, atau daging olahan dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit jantung.”
Selain itu, penelitian yang dipublikasikan di Nutrition Journal menunjukkan bahwa orang yang sering mengonsumsi alpukat cenderung memiliki pola makan yang lebih sehat secara keseluruhan, kadar kolesterol jahat (LDL) lebih rendah, dan kadar kolesterol baik (HDL) serta nutrisi penting lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi alpukat.
Alpukat juga terbukti memiliki efek positif terhadap kontrol tekanan darah karena kandungan kalium yang melimpah – mineral yang berperan dalam mengatur natrium dan menjaga tekanan darah stabil.
Setengah buah alpukat menyediakan sekitar 10% kebutuhan kalium harian – angka yang mengesankan, terutama karena sebagian besar orang dewasa cenderung kekurangan mineral ini dalam pola makan mereka.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Universitas California, Los Angeles (UCLA), menunjukkan bahwa mengonsumsi alpukat bersama sayuran meningkatkan penyerapan antioksidan seperti beta-karoten hingga 15 kali lipat dibandingkan dengan mengonsumsi sayuran saja.
Ini membuktikan bahwa alpukat tidak hanya menambahkan nutrisi tetapi juga berperan sebagai “katalisator” yang membantu tubuh menyerap nutrisi dari makanan lain dengan lebih baik.
Tidak hanya baik untuk kesehatan jantung, alpukat juga bermanfaat untuk kesehatan saraf dan kognitif. Vitamin E dan B6 dalam alpukat terbukti membantu fungsi sel saraf, meningkatkan daya ingat, dan memperlambat penurunan fungsi kognitif pada orang lanjut usia.
Jurnal Frontiers in Aging Neuroscience pernah menerbitkan penelitian yang menunjukkan bahwa suplemen vitamin E dapat memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer pada lansia stadium ringan.