Bunga Mai Mentok Malam Tahun Baru: Fakta dan Penyebab

Hoa mai ế đêm giao thừa, chủ hô "giá nào cũng bán"

Malam tahun baru, ketika suasana Tahun Baru Imlek menghampiri setiap sudut kota, banyak penjual bunga mai di Kota Vinh (Nghệ An) masih harus duduk menunggu pembeli dalam dingin. Banyak yang rela menurunkan harga jauh, bahkan “harga berapa pun juga saya jual,” tetapi tetap tidak bisa menyelesaikan stok barang.

Keadaan Sedih Para Penjual Bunga Mai Malam Tahun Baru

Anh Cao Van Hien, seorang pedagang bunga mai Tahun Baru di Kota Vinh, berbagi bahwa tahun ini adalah pertama kalinya dia mengalami kesulitan besar dalam menjual mai. Meskipun telah membakar api untuk memanaskan dan bertahan menunggu di samping 40 pohon mai yang tersisa, dia belum bisa menjual habis sebelum momen pergantian tahun baru.


Warga Kota Vinh memilih dan membeli bunga mai pada malam tahun baru (Foto: Hoàng Lam).

Dengan harga hanya Rp500.000 per pohon termasuk pot, Anh Hien menolak tawaran Rp300.000 dari pelanggan karena merasa harga tersebut tidak cukup untuk menutup biaya pengiriman dan tempat. Dia membeli 170 pohon mai dari Bình Định dengan harapan bisnis lancar, namun hingga mendekati malam tahun baru, stok pohon yang tersisa mencapai sekitar 25% dari total pohon.

Penyebab Minat Pembelian Bunga Mai Tahun Baru Menurun

Menurut Anh Hien, musim bunga mai tahun ini ada perbedaan jelas antara petani dan pedagang. Harga bunga mai di kebun meningkat lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sehingga biaya input meningkat signifikan. Namun, persentase pohon mai yang mekar tepat waktu hanya mencapai sekitar 30%, membuat sulit untuk memilih produk berkualitas untuk memenuhi pasar.

Tidak hanya Anh Hien, banyak titik penjualan bunga mai lain di Kota Vinh juga menghadapi situasi serupa. Di Jalan Lê Nin – daerah terpadat untuk penjualan bunga Tahun Baru, sebagian besar toko sudah membersihkan dan mengembalikan tempat, kecuali beberapa titik yang masih menyisakan beberapa ratus pohon mai yang belum terjual.

Kesulitan Berlipat Ganda Bagi Pedagang

Anh Trần Thành Trung, seorang pedagang bunga mai Tahun Baru berpengalaman, mengatakan bahwa tahun ini dia dan teman-temannya membeli hampir 3.000 pohon mai dari selatan untuk dijual di 5 lokasi di Kota Vinh. Meskipun telah menurunkan harga secara terus-menerus dari Rp2-2,5 juta menjadi Rp300.000 per pohon, Anh Trung tetap tidak bisa menjual habis barang, terutama bunga mai.


Anh Trung (berkaos merah) dan temannya menunggu pembeli di dekat pohon mai “harga berapa pun juga saya jual” tetapi tidak banyak orang yang berhenti untuk membeli (Foto: Hoàng Lam).

“Segala perhitungan bisa menang, kecuali kalah oleh pelanggan,” kata Anh Trung dengan penuh penyesalan. Biaya sewa tempat yang mahal ditambah dengan ongkos pengiriman dan tenaga kerja membuatnya menghadapi risiko rugi besar jika tidak berhasil menjual habis barang.

Rasa Empati dari Pelanggan

Meskipun minat beli rendah, masih ada pelanggan yang siap mendukung penjual bunga. Anh Trần Nam Thanh, seorang pengemudi pengangkut barang di Kota Vinh, sempat mampir ke toko bunga setelah jam kerja untuk membeli sebatang bunga đào dengan harga Rp50.000.


Anh Thanh membeli bunga đào cukup puas dengan harga Rp50.000 pada malam tahun baru (Foto: Hoàng Lam).

“Saya sendiri sedang kesulitan, penjual bunga juga sedang kesulitan, jadi saya membeli untuk mendukung mereka, juga sebagai hiasan Tahun Baru,” kata Anh Thanh.

Kesimpulan

Keadaan bunga mai yang mentok pada malam tahun baru di Kota Vinh mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh para pedagang bunga Tahun Baru. Untuk memperbaiki situasi, diperlukan kerjasama erat antara petani, pedagang, dan pemerintah setempat untuk mengambil langkah-langkah dukungan tepat waktu, serta meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi kebutuhan yang semakin beragam dari konsumen.

Sumber: Dân Trí

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *