Musim mode Gugur-Dingin tahun ini, pakaian berbahan kulit dan kulit sintetis dengan cepat mengisi lemari pakaian banyak anak muda. Tidak hanya memberikan kehangatan, model jaket kulit yang beragam jenis dan desainnya juga menunjukkan kepribadian pemakainya. Gaun kulit dan kemeja kulit menciptakan sentuhan unik. Sementara itu, sepatu bot kulit tampaknya menjadi barang yang tak terpisahkan di musim ini.
Di konser G-Dragon akhir pekan lalu, banyak anak muda dari Ho Chi Minh City, Hanoi, Bac Ninh, Hai Phong… memilih pakaian berbahan kulit untuk mempercantik diri.
Trần Phan Thanh Vân (Hanoi) tampil berseri-seri mengenakan gaun kulit merah berpotongan cup seharga 1,2 juta dong, dipadukan dengan jaket bulu seharga sekitar 800.000 dong, sepatu 1 juta dong, dan kalung 400.000 dong.
Dia mengatakan, total biaya untuk pakaian dan riasan sekitar 5 juta dong.
Thanh Vân berbagi: “Saya memilih gaun kulit merah untuk menciptakan kesan menonjol, sekaligus seksi dan elegan. Jaket bulu dan sepatu bot tinggi membantu menyeimbangkan pakaian, mencerminkan gaya pribadi saya, sekaligus memberikan tampilan keseluruhan yang mewah.”
Nguyễn Linh Trang (lahir 1996, Bac Ninh) mengenakan jaket kulit seharga 2 juta dong dipadukan dengan sepatu bot kulit 800.000 dong, rok kulit motif macan tutul 750.000 dong, dan menyewa penata rias profesional untuk gaya rambut dan riasannya seharga 700.000 dong.
Linh Trang berpendapat, jaket kulit membantu pakaiannya terlihat sempurna, modis, dan praktis. Dia juga menganggap jaket kulit cocok dengan cuaca Hanoi yang terus berubah di musim ini karena alasan tak terduga: jaket kulit bisa… tahan air jika tiba-tiba hujan.
“Selain jaket kulit, saya sering menambahkan aksesori agar pakaian saya lebih menonjol. Selain itu, saat pergi ke acara musik, saya bisa menempelkan batu-batu kecil di wajah. Detail kecil seperti itu membuat penampilan saya lebih elegan dan berkesan,” kata Trang.
Lan Anh (Hanoi) tampil menonjol dengan setelan kemeja kulit sintetis merah anggur seharga 1,5 juta dong dipadukan dengan celana kulit sintetis 800.000 dong dan aksesori 400.000 dong. Dia menyewa penata rias sekitar 1 juta dong untuk menyempurnakan penampilannya, membantunya bersinar di tengah keramaian.
Lan Anh dengan cerdik menggunakan bandana warna-warni, sekaligus memanfaatkan dasi yang diikat di saku celana sebagai aksesori, menciptakan sentuhan pribadi yang unik pada pakaian berwarna gelapnya.
“Saya memilih kemeja kulit merah untuk lebih menonjolkan nuansa gelap. Saya ingin pakaian ini modis sekaligus menunjukkan kepribadian saya,” katanya.
Thúy Vy (lahir 1998, Ho Chi Minh City) menciptakan kesan dengan gaya berkarakter, khas street style (gaya jalanan).
Dia mengenakan pakaian didominasi warna hitam, dengan rincian harga setiap item: jaket kulit 1,6 juta dong, korset 400.000 dong, rok 600.000 dong, dan sepatu 1 juta dong. Untuk menciptakan titik fokus, Thúy Vy memadukan sepatu bot tinggi dengan kaus kaki putih, menciptakan tampilan keseluruhan yang menonjol sekaligus harmonis.
Vy menghabiskan sekitar 2 jam untuk riasan dan gaya rambut, dengan biaya 1,2 juta dong, menyempurnakan penampilannya agar bersinar.
Mengikuti tren mode musim gugur-dingin, Hà My (kiri, lahir 1996, Hanoi) memadukan jaket kulit 800.000 dong dengan rok putih bertingkat sekitar 350.000 dong, dengan aksesori topi kerucut (nón lá) yang dilukis bunga krisan, menciptakan tampilan muda dan menonjol.
Bersama Hà My adalah Phạm Thị Tâm (kanan, lahir 1996, Ho Chi Minh City) yang memadukan sweter 250.000 dong dengan celana kulit 400.000 dong, meniru gaya busana bandara G-Dragon.
Nguyễn Xuân Thảo (kanan, lahir 1999, Ho Chi Minh City) dan Bích Vy (lahir 1999, Nha Trang) mengenakan jaket kulit bersama namun dengan gaya masing-masing.
Xuân Thảo terinspirasi dari gaya busana “raja Kpop” G-Dragon. Dia mengenakan jaket kulit berwarna gelap yang dipadukan dengan kemeja bergaya korset seharga 400.000 dong, celana jeans 600.000 dong, sepatu bot 500.000 dong, serta beberapa aksesori kecil.
Sementara itu, Bích Vy (kiri) memilih cara kreatifnya sendiri dengan syal motif bunga krisan yang dililit menjadi atasan, dipadukan dengan jaket kulit ungu plum seharga 2 juta dong dan kalung 260.000 dong.
Dia menjadikan detail-detail kecil seperti syal dan kalung sebagai titik fokus, membuat pakaiannya lebih menonjol.
Trần Thanh Hoa (kanan, lahir 2002, Bac Ninh) memilih jaket kulit dipadukan dengan celana baggy krem, menciptakan tampilan keseluruhan yang harmonis dengan rambut pirangnya.
“Jaket kulit saya beli sekitar 900.000 dong, celana sekitar 500.000 dong. Saya memilih celana krem karena nyaman, cocok dengan rambut pirang saya, dan keseluruhan tampilan sangat pas dengan suasana meriah konser,” kata Hoa.
Lê Nguyễn Như Quỳnh (lahir 1999, Ho Chi Minh City, kanan foto) pergi bersama temannya, keduanya mengenakan jaket kulit. Jaket kulit ungu plum miliknya seharga 1,3 juta dong dipadukan dengan rok 400.000 dong.
Awalnya, dia berencana memakai celana panjang tetapi memutuskan untuk menggantinya dengan rok pendek karena cuaca ternyata lebih hangat dari yang diperkirakan.
Quỳnh berkata: “Saya dan teman saya membeli jaket kulit di Ho Chi Minh City untuk dipakai di Hanoi, karena di sana cuacanya tidak terlalu dingin sehingga jarang ada kesempatan yang cocok untuk memadukan pakaian modis dengan jaket kulit berkarakter seperti ini.”
Vũ Thúy Nga (kanan, lahir 1999, Hai Phong) memilih jaket kulit cokelat yang dipadukan dengan korset, dengan aksen motif bunga timbul, memberikan kesan tangguh sekaligus seksi dan modis.
Dia mengungkapkan: “Harga kacamata hitam sekitar 1 juta dong dan jaket kulit 2 juta dong melengkapi set pakaian, menciptakan tampilan keseluruhan yang modern, stylish, dan sulit dilewatkan sejak pandangan pertama.”
Selain itu, Phạm Thị Giang (kiri, lahir 1995, Bac Ninh) memilih warna gelap dengan jaket kulit hitam dipadukan dengan rok hitam, memberikan kesan tertutup namun tetap elegan. Dia berbagi bahwa dia tidak memilih pakaian berwarna cerah karena khawatir hujan. Total set pakaian sekitar 2 juta dong, cocok untuk cuaca dan tetap mempertahankan gaya modis yang harmonis saat tampil di samping temannya, Thúy Nga.
Foto: Nguyễn Hà Nam
