Hidup Mahal di Amerika: Pendapatan $270.000 Tahunan Masih Tak Mampu Beli Rumah

Cuộc sống ở nơi thu nhập 270.000 USD một năm vẫn không mua nổi nhà

Hidup di kota-kota besar di Amerika Serikat semakin mahal, terutama biaya perumahan. Bahkan keluarga dengan penghasilan tinggi seperti keluarga Petersen pun menghadapi kesulitan untuk memiliki rumah.

Beban Biaya Perumahan

Rumah sewa dua kamar tidur sebesar 100m² milik keluarga Petersen di kota Campbell, bagian utara California, semakin sempit ketika dua anak mereka menambah perabot dan mainan. Jenn Petersen (42 tahun), seorang dokter terapi tulang, dan suaminya Steve (39 tahun, dokter gigi) memiliki penghasilan sekitar $270.000/tahun tetapi masih tidak bisa membeli rumah karena harga properti yang melonjak.


Steve mencuci piring sementara istrinya bermain dengan putrinya Carolynn di ruang tamu rumah sewa.

Menurut Federal Reserve Bank of Atlanta, sebuah keluarga di San Jose dengan penghasilan rata-rata $156.700 akan perlu menghabiskan hingga 80% penghasilan untuk membeli rumah rata-rata seharga $1,54 juta. Angka ini jauh melebihi rekomendasi keuangan pribadi yang menyarankan tidak lebih dari 30% penghasilan untuk perumahan.

Kebutuhan Memiliki Rumah yang Semakin Sulit

Mempunyai rumah bagi banyak orang Amerika modern semakin menjadi mimpi yang sulit diwujudkan. Laporan dari National Association of Realtors menunjukkan bahwa usia rata-rata pembeli rumah pertama kali pada tahun 2024 adalah 38 tahun, naik 3 tahun dibandingkan tahun 2023. Penyebab utamanya adalah kurangnya pasokan rumah dan suku bunga pinjaman yang tinggi.

Domonic Purviance, peneliti perumahan di Federal Reserve Bank of Atlanta, mengatakan bahwa pertumbuhan pendapatan tidak dapat mengimbangi peningkatan harga rumah dan suku bunga. Hal ini membuat banyak orang harus mengurungkan niat untuk membeli rumah.

Perubahan Pola Pikir tentang Mempunyai Rumah

Brian McCabe, profesor ilmu sosial di Universitas Georgetown, menyebutkan bahwa kepemilikan rumah masih menjadi tujuan penting bagi banyak orang Amerika. Namun, generasi muda saat ini cenderung menunda pernikahan dan memiliki anak, serta lebih mengutamakan fleksibilitas dalam pekerjaan. Faktor-faktor ini mengubah pandangan tradisional tentang “mimpi Amerika” yang terkait dengan kepemilikan rumah.


Rumah sewa keluarga Petersen semakin sempit karena meningkatnya kebutuhan.

Jenn Petersen mengakui bahwa jika mereka mencoba membeli rumah, keluarganya harus mengorbankan hal-hal seperti liburan bersama anak-anak atau aktivitas ekstrakurikuler. Saat ini, keluarganya memilih untuk menyewa rumah dengan biaya $3.600/bulan dan menerima kenyataan tersebut.

Solusi untuk Pembeli Rumah Pertama

Beberapa kota di Amerika Serikat sedang mengembangkan program-program untuk mendukung pembeli rumah pertama. Julieta Lopez (63 tahun, tinggal di Boston) adalah contoh yang baik. Setelah beberapa dekade berusaha, dia berhasil memiliki rumah dengan bantuan dari organisasi nirlaba dan pemerintah lokal.


Ny. Lopez merasa bangga memiliki rumah pertama setelah bekerja keras selama bertahun-tahun.

Boston telah menyalurkan lebih dari $24 juta ke program-program dukungan, membantu hampir 700 warga mendapatkan rumah pertama mereka. Ny. Lopez mengungkapkan rasa syukurnya atas upaya kota yang memfasilitasi pencapaian mimpi kepemilikan rumah bagi para pekerja seperti dirinya.

Kesimpulan

Mimpi memiliki rumah di Amerika semakin sulit diwujudkan, bahkan bagi keluarga dengan penghasilan tinggi. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kerja sama antara pemerintah, organisasi bantuan, dan komunitas untuk mengurangi beban keuangan bagi masyarakat. Jika Anda sedang mencari solusi perumahan, pertimbangkan program bantuan atau pilihan yang sesuai dengan kemampuan finansial Anda.

Sumber: dantri.com.vn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *