Kehilangan bayi baru lahir yang menyedihkan telah menimbulkan pertanyaan tentang kualitas perawatan di Rumah Sakit Pusat Kebidanan. Seorang ibu hamil di Bắc Giang, yang sedang hamil di usia kehamilan 25 minggu, menghadapi rasa sakit yang hebat dan keterlambatan diagnosis, yang berujung pada konsekuensi yang tak terduga.
Duka di Hari Raya Tahun Baru Imlek
Kisah ibu hamil tahun 1997, Ibu A., yang dibagikan secara luas di media sosial, menceritakan hari-hari Tahun Baru Imlek yang penuh duka. Sejak dirawat di rumah sakit pada tanggal 2 Tahun Baru Imlek dengan kondisi kehamilan 25 minggu dan sakit perut terus-menerus, perjalanan perawatan Ibu A. di Rumah Sakit Pusat Kebidanan menjadi penuh tantangan.
Ibu hamil mengklaim dokter lalai, Direktur RS Pusat Kebidanan angkat bicara
Menurut keluarga, Ibu A. mengalami rasa sakit yang hebat selama beberapa hari, disertai dengan lendir dan darah. Namun, tampaknya para dokter belum dapat memberikan diagnosis yang tepat dan cepat.
Kritik atas Kualitas Perawatan
Peristiwa yang menyedihkan ini memunculkan pertanyaan tentang kualitas perawatan medis di Rumah Sakit Pusat Kebidanan. Keluarga Ibu A. berpendapat bahwa keterlambatan dalam diagnosis dan perawatan, penolakan pemeriksaan ulang, dan kurangnya rencana pengobatan yang tepat waktu telah mengakibatkan konsekuensi yang serius.
- Penggunaan obat Tractocile (9 infus dalam 2 hari, biaya 22 juta rupiah) tampaknya tidak dipertimbangkan secara seksama: Keluarga mengatakan bahwa dokter menolak untuk memeriksa kembali karena ibu hamil sedang menerima infus, meskipun kondisi kesehatannya memburuk dengan cepat.
- Keterlambatan rujukan: Meskipun ibu hamil meminta rujukan, proses ini berjalan dengan lambat. Keterlambatan rujukan memengaruhi kemampuan tim medis untuk menyelamatkannya.
- Keraguan atas kualitas diagnosis di rumah sakit: Keluarga Ibu A. berpendapat bahwa para dokter tidak segera mendeteksi kondisi air ketuban yang bocor parah, yang membahayakan ibu dan bayinya.
Tanggapan dari Rumah Sakit Pusat Kebidanan
Direktur Rumah Sakit Pusat Kebidanan, GS.TS Nguyễn Duy Ánh, angkat bicara dan menyatakan keprihatinannya atas kehilangan pasien tersebut. Beliau menegaskan bahwa para dokter telah mengikuti prosedur dan meresepkan pengobatan terbaik. Namun, beliau mengakui bahwa kasus Ibu A. merupakan kasus yang sulit, karena ibu hamil mengalami kebocoran air ketuban dan ancaman kelahiran prematur. Beliau juga menjelaskan bahwa rumah sakit sedang meninjau dan akan mengambil tindakan terhadap siapa pun yang berperilaku tidak tepat dengan pasien.
Kesimpulan: Kebutuhan Peninjauan dan Evaluasi
Kejadian ini menimbulkan tantangan besar bagi sektor kesehatan. Diperlukan peninjauan dan evaluasi yang ketat terhadap prosedur diagnosis, perawatan, dan kolaborasi antar departemen di rumah sakit. Yang lebih penting adalah menjamin keselamatan ibu hamil dan bayinya selama proses persalinan, untuk mencegah kerugian yang menyedihkan di masa depan.