Bayi perempuan baru lahir berusia satu hari meninggal di Rumah Sakit Bersalin dan Anak Cà Mau setelah menerima suntikan obat pencegahan sifilis. Peristiwa ini menimbulkan kehebohan publik dan memunculkan banyak pertanyaan tentang keamanan obat tersebut.
Penyebab Kematian
Menurut informasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Cà Mau, bayi baru lahir ini, anak dari Ibu N. (berasal dari Kabupaten Đầm Dơi, Cà Mau), hasil tesnya positif terkena sifilis. Bayi lahir melalui operasi sesar pada tanggal 21/2 dengan berat badan 3.700 gram, dalam kondisi kesehatan yang stabil setelah melahirkan.
Segera setelah lahir, bayi disuntikkan obat benzathine benzylpenicillin sesuai petunjuk Kementerian Kesehatan untuk mencegah sifilis. Namun, sekitar pukul 6.45 pada tanggal 22/2, bayi menunjukkan tanda-tanda kejang, sesak napas, dan kondisi gagal napas semakin parah.
Bayi mendapatkan perawatan intensif, pemasangan intubasi, dan penanganan syok, tetapi tetap meninggal lebih dari 1 jam kemudian. Dinas Kesehatan Provinsi Cà Mau menyimpulkan penyebab kematian adalah syok anafilaksis tingkat 4, diduga karena reaksi terhadap obat pencegahan sifilis.
Upaya Perbaikan
Dinas Kesehatan Cà Mau telah menginstruksikan Rumah Sakit Bersalin dan Anak Cà Mau untuk meninjau kembali prosedur pemantauan dan penanganan kasus serupa. Hal ini bertujuan untuk menjamin keselamatan pasien di masa mendatang.
Informasi Tambahan yang Dibutuhkan
Peristiwa ini memunculkan pertanyaan yang perlu diklarifikasi lebih lanjut mengenai dosis, cara penyuntikan, dan faktor-faktor yang dapat memengaruhi reaksi tubuh terhadap obat pencegahan sifilis. Peran dokter dalam memantau secara ketat dan menangani komplikasi dengan cepat juga perlu dievaluasi.
Kesimpulan
Kehilangan bayi baru lahir ini merupakan kerugian besar, sekaligus sebagai pengingat pentingnya menjaga keamanan selama masa perawatan dan pengobatan untuk bayi baru lahir. Komunitas medis perlu terus meneliti dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan untuk meminimalkan kemungkinan kecelakaan.
Referensi: