Ibu P.T.M., 51 tahun, yang tinggal di Kabupaten Bình Sơn, Provinsi Quảng Ngãi, harus dirawat di rumah sakit karena keracunan parah setelah memasak dan memakan ikan batu di rumahnya. Risiko kegagalan pernapasan yang mengancam nyawa Ibu M. berhasil diatasi oleh dokter di rumah sakit berkat rencana perawatan intensif.
Menyelamatkan pasien keracunan parah akibat memakan ikan batu
Peristiwa tersebut yang dilaporkan di media massa dengan cepat mendapat perhatian khusus dari masyarakat, memunculkan pertanyaan tentang keamanan mengolah dan mengonsumsi ikan batu. Artikel ini akan memberikan informasi rinci tentang kasus keracunan ini, dan juga memberikan saran bermanfaat tentang cara mencegah keracunan makanan akibat ikan batu.
Gejala dan Perkembangan yang Mengkhawatirkan
Segera setelah memakan ikan batu, Ibu P.T.M. mengalami gejala kelelahan, linglung, dan muntah hebat, sehingga keluarganya harus membawanya ke rumah sakit. Di rumah sakit, dokter dengan cepat mendiagnosis Ibu M. menderita keracunan parah, dengan risiko kegagalan pernapasan akut. Kondisi Ibu M. cepat memburuk dengan gejala seperti kelemahan otot pernapasan, koma dalam, gangguan buang air kecil, dan ada tanda-tanda asidosis pernapasan.
Intervensi Tepat Waktu dan Kemenangan atas Maut
Dokter menerapkan tindakan medis darurat seperti lavage lambung, penggunaan arang aktif, dan memindahkan pasien ke Bagian Perawatan Intensif – Antiracun untuk pemantauan ketat. Setelah 5 jam, ketika situasinya kritis, dokter memutuskan untuk memasang endotrakeal, memberikan bantuan pernapasan dengan ventilator dan melakukan terapi hemoperfusi untuk menghilangkan racun Tetrodotoxin. Setelah 6 jam terapi hemoperfusi, Ibu M. mulai sadar kembali, dan kesadarannya membaik secara signifikan.
Proses Pemulihan dan Pelajaran Berharga
Setelah sehari berikutnya, kesehatan Ibu P.T.M. secara bertahap membaik, kekuatannya pulih sepenuhnya, dan selang pernapasan dicabut. Namun, karena ada tanda-tanda demam dan risiko pneumonia akibat menghirup racun selama muntah, waktu rawat inapnya diperpanjang. Akhirnya, setelah 8 hari perawatan intensif, Ibu M. diperbolehkan pulang dalam kondisi kesehatan yang cukup baik.
Cara Mencegah Keracunan Ikan Batu
Dokter Nguyễn Thị Ngọc Diễm, Bagian Perawatan Intensif – Antiracun, menjelaskan bahwa ikan batu mengandung racun Tetrodotoxin, yang terkonsentrasi di kulit, hati, usus, terutama di testis dan ovarium. Pengolahan yang tidak tepat dapat menyebabkan keracunan yang berbahaya. Menurut Dokter Diễm, untuk menghindari keracunan, perlu mengikuti prosedur pengolahan ikan batu yang aman.
Gejala keracunan ikan batu: muntah, kesemutan di bibir, kesemutan di tangan dan kaki, linglung, penurunan kesadaran. Jika ada gejala ini, segera bawa pasien ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan darurat, hindari bahaya terhadap nyawanya.
Kesimpulan
Kasus keracunan ikan batu Ibu P.T.M. merupakan bukti pentingnya pencegahan dan penanganan tepat waktu dalam kasus keracunan makanan. Masyarakat perlu meningkatkan pengetahuan tentang keamanan pangan, terutama untuk jenis makanan yang mengandung racun tersembunyi. Melalui pelajaran ini, kita perlu waspada dan mematuhi prosedur pengolahan yang aman untuk melindungi kesehatan diri dan orang yang kita cintai.