Masalah Seksual Pria Akibat Kesalahan Panggilan Nama Mantan Kekasih

Cấp bằng "Tổ quốc ghi công" cho cảnh sát cơ động hy sinh khi bắt tội phạm

Pria Mengalami Masalah Seksual karena Kesalahan Panggilan Nama Mantan

Tn. N.T.T. (34 tahun), datang ke pusat kesehatan pria di Kota Ho Chi Minh karena mengalami disfungsi ereksi yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Ia menceritakan bahwa dalam satu kesempatan intim, istrinya tiba-tiba memanggil nama mantan kekasihnya. Meskipun istrinya menjelaskan bahwa itu “kesalahan bicara”, pria itu tidak dapat menghilangkan perasaan sakit hati dan kecewa.

Setelah kejadian itu, setiap kali hendak berhubungan intim, ia merasa tegang, mengingat kejadian masa lalu, dan kehilangan kemampuan ereksi. Setelah diperiksa, dokter mendiagnosis pria itu menderita disfungsi ereksi psikogenik, disertai gejala kecemasan.

Ia diberikan obat penghambat PDE5 (sekelompok obat untuk mengobati disfungsi ereksi dan pembesaran prostat) pada tahap awal, dikombinasikan dengan terapi kognitif-perilaku. Setelah 9 minggu perawatan, kondisi Tn. T. membaik secara signifikan. Pasangan pasien juga mendapatkan konseling pernikahan untuk memperbaiki hubungan emosional.

Seorang pasien mencari bantuan dokter karena masalah kesehatan seksual (Ilustrasi: Dokter).

Tn. H. (29 tahun), yang belum menikah tetapi tinggal bersama kekasihnya, juga datang ke dokter karena mengalami ejakulasi dini yang muncul tiba-tiba dalam 2 bulan terakhir.

Dalam wawancara dengan dokter, ia menjelaskan bahwa kekasihnya pernah memanggil nama mantan kekasihnya dalam satu kesempatan intim. Meskipun keduanya sudah melupakan kejadian tersebut, ia kemudian tidak dapat mengendalikan respon ejakulasinya.

Dr. Trà Anh Duy, spesialis Andrologi, menjelaskan bahwa gejala Tn. H. sesuai dengan deskripsi Masters & Johnson (1970) tentang mekanisme ejakulasi dini akibat hilangnya kendali atas persepsi seksual.

Dokter memberikan panduan kepada pasien tentang teknik terapi perilaku, yang dikombinasikan dengan pengobatan dan peningkatan komunikasi dengan kekasihnya. Setelah 8 minggu intervensi, waktu ejakulasi pria tersebut meningkat dari 1 menit menjadi 5 menit.

Banyak Konsekuensi Jika Tidak Ditangani Segera

Menurut Dr. Duy, respon seksual adalah kombinasi dari faktor biologis, hormon, saraf, dan psikologis.

Ketika pria mengalami rangsangan emosional negatif saat berhubungan intim, seperti perasaan dikhianati atau dibandingkan, sistem limbik di otak akan mengaktifkan respon stres, meningkatkan sekresi kortisol dan adrenalin, dan menghambat sekresi nitrat oksida – faktor penentu untuk relaksasi pembuluh darah dan ereksi.

Berdasarkan penelitian Chivers dan rekan-rekan (2010) yang dipublikasikan di Archives of Sexual Behavior, faktor emosional dan kognitif memainkan peran penting dalam mengatur hasrat dan gairah seksual pada pria dan wanita.

Hanya dengan satu sinyal cedera, sistem saraf pusat dapat “memutuskan hubungan” antara emosi dan fungsi seksual.

Selain itu, cedera pada harga diri pria – terutama jika ditempatkan pada posisi “lebih rendah dari mantan” – dapat menyebabkan “kecemasan kinerja” (performance anxiety), salah satu penyebab paling umum dari disfungsi ereksi sementara.

Kesalahan panggilan nama dapat menjadi bentuk obsesi dan menghantui, menyebabkan otak terus mereproduksi momen negatif, terutama dalam hubungan intim berikutnya. Kondisi ini, jika tidak ditangani segera, dapat menyebabkan gangguan obsesif-kompulsif atau gangguan kecemasan menyeluruh.

Dokter memberikan nasihat kesehatan seksual untuk pasien (Foto: Dokter).

Berdasarkan penelitian Brotto dan rekan-rekan (2013) dalam jurnal The Journal of Sexual Medicine, pengalaman negatif dalam hubungan seksual dapat secara signifikan mengurangi kepuasan seksual dan meningkatkan risiko menghindari aktivitas seksual dalam jangka panjang.

Untuk pria yang perfeksionis atau yang pernah mengalami cedera emosional sebelumnya, responnya akan lebih kuat dan bertahan lama. Pria mungkin membentuk rasa takut akan kegagalan, kehilangan koneksi emosional dengan pasangan, yang mengarah pada keretakan hubungan dan penurunan kualitas hidup.

Dr. Trà Anh Duy merekomendasikan bahwa masalah dalam kehidupan seksual dapat terjadi dan sepenuhnya dapat diatasi jika ada berbagi, pengertian, dan perawatan yang tepat.

Ketika mengalami disfungsi ereksi, penurunan hasrat, atau ejakulasi dini setelah peristiwa cedera emosional, carilah ahli andrologi atau pusat kesehatan seksual untuk mendapatkan dukungan menyeluruh. Perawatan dini tidak hanya memulihkan kepercayaan diri tetapi juga menjaga kebahagiaan jangka panjang.


Source link: https://dantri.com.vn/suc-khoe/vo-goi-nham-ten-nguoi-yeu-cu-khi-gan-gui-chong-phai-cau-cuu-bac-si-20250419141921945.htm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *