Menyelamatkan Gadis yang Terkena Malnutrisi, Gangren Usus, dan Lupus Eritema Nyeri

Cứu cô gái 24 tuổi suy dinh dưỡng, hoại tử ruột kèm lupus ban đỏ nguy kịch

Kondisi Pasien Saat Masuk Rumah Sakit

Pasien adalah seorang wanita muda berusia 24 tahun dari Kamboja yang dirawat dalam kondisi kritis dengan masalah kesehatan kompleks. Dia didiagnosis dengan sindrom usus pendek akibat gangren usus, telah menjalani operasi untuk memasang stoma ileus. Selain itu, pasien juga mengalami dampak serius dari penyakit lupus eritematosus sistemik—sebuah penyakit autoimun yang menyebabkan komplikasi seperti anemia hemolitik, trombositopenia autoimun, dan antikoagulan antifosfolipid. Sebelumnya, dia juga telah menjalani operasi pengangkatan limpa.

Ketika masuk rumah sakit, kondisi pasien semakin parah karena malnutrisi kronis, disfungsi pembekuan darah, dan gagal ginjal akut. Faktor-faktor ini membuat perawatan menjadi tantangan besar bagi para dokter.

Para dokter melakukan operasi rumit untuk menyelamatkan pasienPara dokter melakukan operasi rumit untuk menyelamatkan pasien

Proses Perawatan dan Operasi

Menghadapi kondisi yang rumit, rumah sakit mengadakan konsultasi multidisiplin antara Direktur Medis dan spesialis Anestesi, Bedah Penyuluhan, Reanimasi Intensif, serta Hematologi. Setelah penilaian mendalam, tim medis memutuskan untuk melakukan operasi perut terbuka untuk melepas klebis dan memulihkan aliran usus pasien.

Menurut Dr. Mai Van Dung dari Departemen Bedah Umum, intervensi ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Namun, operasi ini memiliki risiko tinggi, termasuk:

  • Anemia hemolitik: Mengurangi kemampuan suplai oksigen ke jaringan, memperlambat proses penyembuhan luka.
  • Penggunaan kortikosteroid dan obat penekan imunitas jangka panjang: Memperlambat pemulihan dan meningkatkan risiko infeksi.
  • Malnutrisi berat: Menghalangi regenerasi jaringan dan pemulihan setelah operasi.
  • Disfungsi pembekuan darah: Meningkatkan risiko pendarahan di sambungan.

Berbekal persiapan matang dan upaya pencegahan risiko, operasi berhasil dilakukan. Hanya 7 hari setelah operasi, pasien pulih dengan baik dan diperbolehkan keluar rumah sakit.

Saran dari Dokter

Dokter menyarankan bahwa pasien dengan sindrom usus pendek dan stoma ileus harus mengikuti langkah-langkah perawatan khusus, termasuk:

  • Polakan makanan: Harus mengonsumsi makanan bergizi secara lengkap, menghindari makanan yang dapat merangsang pencernaan. Jika tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi melalui saluran pencernaan, pasien harus didukung dengan nutrisi intravena.
  • Kebersihan dan perlindungan stoma ileus: Rutin memeriksa dan menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi dan menangani komplikasi terkait dengan cepat.
  • Pemeriksaan kesehatan rutin: Berhati-hati terhadap tanda-tanda abnormal seperti diseleksi elektrolit, infeksi, atau pendarahan.

Kesimpulan

Keberhasilan operasi di Rumah Sakit Internasional Nam Sai Gon tidak hanya mencerminkan perkembangan pesat sektor kesehatan Vietnam tetapi juga menegaskan pentingnya kerjasama multidisiplin dalam menangani penyakit kompleks. Bagi pasien dengan sindrom usus pendek dan lupus eritematosus, patuh pada panduan perawatan dari dokter sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi.

Untuk informasi lebih lanjut tentang metode perawatan dan perawatan kesehatan, pembaca dapat merujuk ke sumber: Dantri.com.vn.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *