Niyat Kuno Hari Tahun Baru: Menggelinding di Kasur Duri untuk Mengundang Keberuntungan

Nghi lễ đón Tết đau đớn nhất: Lăn qua giường đầy gai nhọn để cầu may mắn

Tahun Baru Imlek tidak hanya menjadi momen berkumpul keluarga, tetapi juga waktu di mana banyak upacara tradisional unik berlangsung di berbagai daerah di Tiongkok. Salah satunya adalah Fan Cichuang—upacara menggelinding di atas kasur berduri, simbol keberanian dan ketabahan.

Upacara ini diadakan di kota Zhanjiang, provinsi Guangdong, dan menarik perhatian baik dari penduduk setempat maupun wisatawan. Ini tidak hanya merupakan tantangan fisik, tetapi juga memiliki makna spiritual mendalam, membantu peserta memohon keberuntungan dan kekayaan dalam tahun baru.


Upacara menggelinding di kasur berduri di kota Zhanjiang, provinsi Guangdong (Foto: Sohu).

Persiapan untuk Upacara Khusus

Fan Cichuang dimulai dengan persiapan cabang-cabang pohon berduri, yang kemudian dibuat menjadi “kasur berduri” dan dipasang di atas meja bát tiên—meja makan tradisional berbentuk persegi di Tiongkok. Meja ini memiliki makna simbolis mendalam, terinspirasi dari cerita delapan immortals dalam mitologi, yang melambangkan solidaritas dan kekuatan komunitas.

Setelah persiapan selesai, pria desa, biasanya pemuda atau orang dewasa, akan telanjang dada dan melakukan upacara dengan menggelinding di atas permukaan berduri. Penonton semakin antusias saat melihat darah mengalir dari luka, karena mereka percaya bahwa ini menunjukkan keberanian dan kemampuan bertahan yang luar biasa.

Ada beberapa cara untuk menyusun meja, masing-masing memiliki makna tersendiri. Misalnya, 15 meja dapat disusun dalam struktur 3-6-3, yang melambangkan “jalur kekayaan dalam hidup”. Peserta percaya bahwa semakin banyak meja yang dilewati, semakin besar peluang dan keberuntungan yang akan didapatkan dalam tahun baru.


Menggelinding di lebih banyak meja, peserta semakin yakin akan mendapatkan keberuntungan (Foto: Sohu).

Makna Budaya dan Spiritual

Asal-usul Fan Cichuang mungkin berasal dari upacara panen kuno, yang merupakan simbol keberlanjutan dan keberanian. Menurut budaya rakyat, hanya mereka yang dilindungi oleh dewa yang cukup kuat untuk melaksanakan upacara ini. Oleh karena itu, meskipun harus mengalami luka dan memar, peserta merasa bangga karena telah membuktikan kemampuan pemulihan dan ketekunan mereka.

Seorang peserta yang pernah mengikuti upacara mengatakan: “Ketika Anda dalam kondisi sangat bersemangat, Anda tidak akan merasa sakit.” Namun, tidak semua orang siap menghadapi tantangan ini. Seorang warga lokal dengan humor mengatakan: “Aku akan naik ke kasur apa pun kecuali kasur berduri. Meskipun kamu menawarkan sejumlah uang, aku tidak akan melakukannya.”

Kesimpulan

Upacara Fan Cichuang tidak hanya merupakan kebiasaan unik, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan mentalitas penduduk Zhanjiang. Bagi para peserta, ini adalah kesempatan untuk menunjukkan keberanian, ketabahan, dan keyakinan pada masa depan yang cerah. Jika Anda memiliki kesempatan untuk mengunjungi Tiongkok selama Tahun Baru Imlek, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan upacara istimewa ini.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebiasaan unik lainnya selama Tahun Baru Imlek, ikuti artikel-artikel kami berikutnya.

Sumber referensi:
Dantri.com.vn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *