Oppo & Realme Tersandung Aplikasi Pinjaman Online Ilegal di Thailand

Oppo, Realme vướng bê bối liên quan ứng dụng vay tiền trái phép

Baru-baru ini, sebuah gugatan serius telah diajukan di Thailand terkait dengan dua merek smartphone populer, Oppo dan Realme. Hal ini bermula dari pemasangan aplikasi pinjaman Fineasy secara pra-instal pada perangkat tanpa persetujuan pengguna.

Konsumen Marah dengan Tindakan Oppo dan Realme

Sekitar 40 konsumen di Thailand telah memberikan kuasa kepada Dewan Konsumen Thailand (Thailand Consumers Council – TCC) untuk mengajukan gugatan terhadap kedua produsen ini. Patipol Putthachuchart, salah satu pengguna yang terkena dampak, berbagi bahwa setelah membeli ponsel Oppo, ia menemukan bahwa perangkat tersebut telah terinstal dua aplikasi pinjaman, termasuk Fineasy. Setelah pembaruan perangkat lunak sistem, setidaknya 10 aplikasi asing lainnya, termasuk aplikasi perjudian, juga muncul di perangkatnya.

Skandal Oppo, Realme terkait aplikasi pinjaman ilegalSkandal Oppo, Realme terkait aplikasi pinjaman ilegal
Sekitar 4 juta ponsel Oppo dan Realme yang terjual di Thailand telah terinstal aplikasi pinjaman.

Patarakorn Teepboonrat, direktur TCC, menyatakan bahwa kelompok ini termasuk di antara 192 pengguna yang mengajukan keluhan tentang perangkat yang secara otomatis menginstal aplikasi yang melanggar data pribadi dan pinjaman ilegal. Menurut Kementerian Sosial dan Ekonomi Digital Thailand, sekitar 4 juta ponsel Oppo dan Realme telah terinstal aplikasi pinjaman. Aplikasi-aplikasi ini secara proaktif menampilkan tawaran pinjaman kepada pemilik perangkat, dengan total jumlah pinjaman yang disalurkan mencapai 15 juta baht (sekitar 11,2 miliar VND).

Pelanggaran Hak Konsumen dan Risiko Data Pribadi

Pornwut Pipatanadetsak, direktur Kebijakan dan Inovasi TCC, menekankan bahwa pra-instalasi aplikasi pinjaman telah melanggar hak konsumen secara serius. “Tindakan ini menghabiskan kapasitas ponsel tanpa persetujuan pengguna. Pengguna tidak dapat menghapus aplikasi tersebut dan aplikasi itu juga memiliki akses ke data pribadi,” katanya.

Pihak berwenang Thailand sedang mendukung pengacara untuk membimbing konsumen dalam mengajukan tuntutan pidana dan perdata terkait kasus ini. Yang menarik, data server aplikasi pinjaman ini disimpan di luar negeri, yang semakin mempersulit proses investigasi dan penanganan.

Kesimpulan

Kasus ini tidak hanya menimbulkan kemarahan di kalangan konsumen di Thailand tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar tentang tanggung jawab produsen ponsel dalam melindungi hak dan data pribadi pelanggan. Konsumen perlu waspada dan meneliti dengan cermat sebelum membeli perangkat teknologi. Pada saat yang sama, badan pengatur perlu meningkatkan pengawasan untuk memastikan bahwa bisnis mematuhi peraturan hukum.

Untuk melindungi hak-hak mereka, pengguna harus secara rutin memeriksa dan memperbarui aplikasi pada perangkat, serta memahami dengan cermat kebijakan privasi produsen sebelum memutuskan untuk membeli produk.

Sumber: Dân trí

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *