Peretas Menyamar Malware sebagai Program Legal untuk Menipu

Tin tặc ngụy trang phần mềm độc hại thành chương trình hợp pháp để lừa đảo

Berdasarkan data terbaru dari laporan Kaspersky Security Network, pada tahun 2024, Kaspersky berhasil menghentikan 19.816.401 ancaman keamanan siber di Vietnam. Angka ini menurun signifikan dibandingkan total ancaman keamanan siber pada tahun 2023 yang mencapai 29.625.939 kasus.

Ancaman keamanan siber adalah serangan jaringan yang memanfaatkan celah pada browser web, plugin, dan platform online untuk menyebarkan perangkat lunak berbahaya dengan konten merusak guna menipu pengguna.

Peretas menyamar malware sebagai program legal untuk menipu - 1Peretas menyamar malware sebagai program legal untuk menipu – 1Jumlah ancaman keamanan siber di Vietnam menurun dari tahun 2021 hingga 2024 (Foto: Kaspersky).

Pelaku kejahatan siber biasanya menggunakan dua metode untuk mengakses sistem pengguna: drive-by download dan teknik serangan non-teknis (social engineering).

Pada metode drive-by download, peretas akan menyisipkan malware pada sebuah situs web. Ketika korban mengunjungi situs yang terinfeksi malware, komputer mereka akan secara otomatis mengunduh perangkat lunak berbahaya tanpa persetujuan pengguna.

Selain itu, dengan metode social engineering yang lebih canggih, peretas akan menyamarkan malware sebagai program legal dan mencoba meyakinkan korban untuk mengunduhnya ke komputer mereka.

Metode penyebaran biasanya dilakukan melalui email phishing, situs web palsu, iklan dengan informasi menyesatkan…

Berdasarkan statistik di atas, Vietnam mencatat penurunan signifikan dalam jumlah serangan siber selama empat tahun berturut-turut.

“Setelah bertahun-tahun upaya tanpa henti, Vietnam telah mencapai kemajuan besar dan sedang menuju pencapaian tujuan keamanan siber yang ditetapkan pemerintah untuk tahun 2025, yaitu memantau dan memastikan keamanan informasi di ruang siber,” kata Yeo Siang Tiong, Direktur Regional Asia Tenggara Kaspersky.

Namun, saat ini pengguna di Vietnam masih terus menghadapi masalah penipuan dan serangan palsu di lingkungan Internet. Menurut laporan Asosiasi Keamanan Siber Nasional, diperkirakan pada tahun 2024, masyarakat Vietnam kehilangan 18,9 triliun dong akibat penipuan online.

“Di Vietnam, salah satu metode serangan siber yang paling umum digunakan oleh peretas adalah teknik serangan non-teknis.

Berdasarkan informasi pribadi yang dibagikan pengguna di media sosial, pelaku kejahatan membuat berbagai skenario penipuan untuk menipu korban agar percaya bahwa mereka akan mendapatkan manfaat menarik dari situs web yang sudah disisipi malware.

Yang lebih berbahaya, dukungan kecerdasan buatan (AI) telah membantu pelaku kejahatan siber memanfaatkan sepenuhnya informasi yang bocor untuk membuat skenario penipuan semakin beragam,” tambah Yeo.

Yeo menilai Vietnam telah mencapai kemajuan signifikan dalam menangani tantangan keamanan siber dan memiliki potensi besar untuk meraih pencapaian lebih besar di masa depan dengan menerapkan solusi keamanan siber canggih dan strategi anti-penipuan yang efektif.

Saran dari Ahli

Para ahli memberikan beberapa saran untuk membantu individu dan organisasi melindungi diri dari ancaman di Internet.

– Pengguna harus membatasi pengunduhan dan instalasi aplikasi dari sumber yang tidak tepercaya; selalu perbarui perangkat lunak dengan versi terbaru untuk memastikan keamanan maksimal perangkat.

– Pengguna harus berhati-hati terhadap permintaan informasi pribadi dari orang asing dan membatasi berbagi informasi pribadi dalam bentuk apa pun.

– Berhati-hatilah saat mengklik tautan dari sumber yang tidak dikenal atau iklan online yang mencurigakan.

– Pengguna harus membuat kata sandi kuat dan unik, dengan kombinasi huruf kecil dan kapital, angka, tanda baca, dan karakter khusus; serta meningkatkan keamanan dengan mengaktifkan autentikasi dua faktor.

– Organisasi harus menggunakan kata sandi kuat untuk mengakses layanan perusahaan; serta menerapkan autentikasi multi-faktor agar karyawan dapat mengakses layanan dari jarak jauh.

– Tim teknis perusahaan harus secara rutin memeriksa dan menginstal pembaruan untuk menambal celah keamanan.

– Organisasi dan perusahaan harus meningkatkan pelatihan keamanan siber bagi karyawan untuk mencegah serangan menggunakan teknik non-teknis.

– Baik pengguna individu maupun perusahaan sebaiknya menginstal perangkat lunak keamanan yang kuat dan tepercaya untuk melindungi sistem dari malware dan bentuk serangan online lainnya.


Tautan Sumber: https://dantri.com.vn/suc-manh-so/tin-tac-nguy-trang-phan-mem-doc-hai-thanh-chuong-trinh-hop-phap-de-lua-dao-20250213100439974.htm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *