Pada tanggal 4 Januari di Kota Guiyang (Provinsi Guizhou, Tiongkok), sebuah kisah penuh haru terjadi ketika Peng Dingyi akhirnya bersatu dengan keluarganya setelah 30 tahun terpisah. Ini bukan hanya pertemuan yang penuh air mata, tetapi juga bukti kekuatan nasib dan keteguhan.
Pergilisan Takdir
Cerita ini dimulai pada tahun 2016, ketika Peng Dingyi, seorang supir taksi di Guiyang, bertemu dengan penumpang istimewa. Orang ini berbicara dengannya seperti teman lama. Awalnya, Peng merasa bingung, tetapi dengan cepat menyadari bahwa penumpang tersebut salah mengira dirinya dengan seseorang—adik kembar yang hilang sejak lama.
Ketika bertemu kembali dengan saudara kembar, Peng berkata: “Rasanya seperti melihat diriku sendiri di cermin. Tanpa tes DNA, kami mirip sekitar 90%.” Yang lebih mengejutkan lagi adalah keduanya tidak hanya mirip secara fisik, tetapi juga memiliki kebiasaan hidup yang serupa, bahkan jatuh sakit pada hari yang sama meskipun tinggal jauh dari satu sama lain.
Perjalanan Mencari Ayah Ibu Kandung
Setelah bersatu dengan saudara kembar, Peng memutuskan untuk mencari ayah ibu kandungnya. Sebelumnya, ia dibesarkan oleh pasangan baik hati yang menganggapnya sebagai satu-satunya anak dalam keluarga. Baru pada usia 18 tahun, ia mengetahui bahwa ia adalah anak angkat melalui cerita dari kerabat.
Selama bertahun-tahun, Peng telah mencoba mencari informasi tentang ayah ibu kandung di situs pencarian orang hilang, namun semua upayanya tidak berhasil. Namun, berkat bantuan dari organisasi Baby Come Home—a platform yang mendukung keluarga dengan anak-anak yang hilang atau diculik di Tiongkok—keberuntungan akhirnya tersenyum padanya.
Pada tanggal 30 Desember 2024, Peng menerima kabar baik: ia menemukan ayah ibu kandung dan dua saudara perempuannya. Namun, saudara kembar Peng masih belum siap untuk menghadapi ayah ibu kandung karena luka emosional yang mendalam.
Momen Pertemuan yang Memilukan
Tanggal 4 Januari menjadi tonggak penting dalam hidup Peng ketika ia disambut kembali ke rumah dengan pesta meriah. Dalam suasana riuh rendah dengan drum dan spanduk selamat, Peng akhirnya bertemu kembali dengan ayah ibu kandung dan saudara perempuannya setelah 30 tahun lamanya.
Tetangga Peng tidak bisa menahan kegembiraannya: “Setelah 30 tahun, akhirnya anak itu kembali ke rumah. Kami sangat senang.” Bagi Peng sendiri, ini adalah saat yang penuh kebahagiaan dan kekhawatiran. Dia mengaku: “Saya tidak bisa tidur beberapa hari terakhir.”
Cinta Tak Terbatas
Meskipun sudah menemukan ayah ibu kandung, Peng menegaskan bahwa hubungannya dengan ayah ibu angkat tetaplah hal yang suci baginya. “Ayah ibu angkat telah merawat saya dengan baik. Meskipun sudah menemukan ayah ibu kandung, saya tidak akan pernah meninggalkan hubungan saya dengan mereka. Kedua keluarga adalah keluarga saya sekarang dan saya akan sering mengunjungi keduanya,” katanya.
Cerita Peng telah menarik perhatian besar dari komunitas media sosial Tiongkok. Banyak orang mengungkapkan penghargaan atas keajaiban pertemuan ini. Seorang komentar menyebut: “Benar-benar telepati.” Sementara yang lain menyebutnya dengan humor: “Salah mengira identitas saat mengemudi taksi membawa dia menemukan saudara kembar. Pria ini benar-benar menang lotre!”
Kesimpulan
Cerita Peng Dingyi bukan hanya bukti cinta keluarga, tetapi juga menginspirasi tentang ketekunan dan keyakinan pada nasib. Setiap langkah dalam perjalanannya mengingatkan kita bahwa, meskipun kehidupan sulit, keluarga selalu adalah tempat di mana kita milik.
Baca dan bagikan artikel ini untuk menyebarkan kisah ini kepada lebih banyak orang!
Referensi
- Sumber artikel asli – Báo Dân Trí
- Foto dari Weibo.