Malam hari tanggal 13/1, Pak Bui Toan (40 tahun), penduduk di Jalan Nguyen Du (TP Nam Dinh), mendadak menerima telepon dari nomor asing. Suara di ujung telepon terdengar ragu: “Pak, saya tidak sengaja menabrak mobil Anda, bisa Pak datang memeriksa?” Bersama anaknya berusia 9 tahun, mereka bergegas ke lokasi mobil yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah. Di depan mereka adalah sebuah Mazda 3 dengan bagian belakang mobil yang mengalami goresan parah, bumper belakang terlepas sepenuhnya.
“Mobil saya tidak memiliki asuransi. Jika dibawa perbaiki, biaya untuk melapisi ulang bagian bumper belakang bisa mencapai 1,5-2 juta dong, belum lagi biaya memperbaiki bagian belakang yang rusak,” hitung Pak Toan.
Pemuda meminta maaf kepada pemilik mobil karena kecelakaan tak sengaja (Foto: Potongan video).
Mahasiswa Siap Bertanggung Jawab
Pria yang menabrak mobil tersebut adalah Quoc Canh (22 tahun, asal Giao Thuy), mahasiswa semester akhir di sebuah universitas di TP Nam Dinh. Saat bekerja part-time sebagai pengiriman barang, karena kurang fokus dan cuaca gelap, Canh tanpa sengaja menabrak mobil yang parkir di pinggir jalan. Meskipun takut terlambat mengantarkan pesanan, Canh tetap kembali ke tempat kejadian untuk memeriksa kondisi mobil. Karena tidak mengetahui nomor telepon pemilik mobil, dia mencoba menelepon nomor yang tertulis di papan reklame toko gaun dekat lokasi.
Melalui kamera pengawas, Pak Toan melihat pemuda itu menunggunya cukup lama, tangan gemetar sambil memegang telepon, mata penuh kekhawatiran namun tetap bersinar dengan kejujuran. “Saya tidak sanggup marah pada anak muda ini,” ungkapnya.
Canh mengatakan bahwa dia bekerja part-time setelah kuliah untuk membantu kehidupan sehari-hari, biasanya mendapatkan beberapa ratus ribu dong per sesi kerja. Meskipun dalam kondisi sulit, dia tetap bertekad untuk bertanggung jawab dan menunggu sampai pemilik mobil datang. Setelah berbicara dan memahami situasi Canh, Pak Toan memutuskan untuk mengabaikan insiden tersebut.
“Saya tidak meminta kompensasi dari pemuda ini, bukan karena uang, tetapi karena saya ingin memberi diri sendiri hadiah ulang tahun yang berarti: pengampunan dan keyakinan pada kebaikan hati orang lain,” kata Pak Toan. Canh mengucapkan terima kasih dengan penuh hormat, matanya penuh kekaguman dan keharuan.
Setelah memeriksa lebih teliti, Pak Toan menyadari bahwa Canh pernah mengantarkan barang ke rumahnya. Dia menasihati Canh untuk bekerja hati-hati, pulang lebih awal, dan fokus pada studi. Dia memegang tangan Canh, mengucapkan selamat menyelesaikan tahun akademik terakhir, dan mengajarkannya untuk melulus dengan predikat baik sebagai bentuk penghargaan kepada orang tuanya.
Esok harinya, Pak Toan memilih bengkel yang sudah dikenal untuk melapisi ulang bagian belakang mobil agar menghilangkan cacat. Dia merencanakan untuk memperbaiki dan melapisi ulang bagian tubuh mobil yang tergores untuk menghemat biaya.
Pak Bui Toan berbagi bahwa dia menerima hadiah istimewa pada hari ulang tahunnya (Foto: Disampaikan oleh narasumber).
Hadiah Ulang Tahun Spesial
Setelah memposting video tersebut di media sosial, Pak Toan mendapat perhatian besar dari komunitas. Video tersebut mendapatkan hampir 300.000 penonton, ribuan like, dan komentar positif.
“Wah, pemilik mobil sangat hebat! Mahasiswa juga sangat baik. Semoga banyak kebahagiaan dan keberuntungan untuk Anda,” komentar salah satu pengguna.
“Mahasiswa telah sangat baik, cara pemilik mobil menangani jauh lebih baik. Kemungkinan besar pemuda itu telah belajar banyak hal bermanfaat dari ayahnya dan mahasiswa yang bekerja part-time. Selamat ulang tahun, semoga bahagia dan selalu berhasil,” tulis pengguna lain.
Pak Toan mengaku bahwa dia melihat dirinya di masa mudanya melalui mahasiswa yang bekerja part-time. Jika berada dalam situasi serupa, dia mungkin tidak akan diterima dengan pengampunan. Oleh karena itu, dia memilih untuk mengabaikan insiden tersebut, melihatnya sebagai pelajaran berharga untuk mengajarkan anaknya tentang pengampunan dan kebersamaan.
Pak Toan dan anaknya berpisah dengan mahasiswa saat menjelang malam 14/1. “Dalam ulang tahun spesial ini, saya tidak hanya menerima hadiah dari keluarga, tetapi juga dari pemuda tersebut: pengingat bahwa kebaikan hati atau kebaikan selalu ada, di mana pun dan kapan pun,” katanya.
Melalui cerita ini, Pak Toan tidak hanya mengajarkan anaknya tentang pengampunan, tetapi Canh juga belajar tentang kebaikan hati dan Pak Toan belajar tentang keberanian dari pemuda tersebut.
Kesimpulan
Cerita antara Pak Bui Toan dan mahasiswa Quoc Canh adalah bukti nyata dari nilai kebaikan hati dan pengampunan dalam kehidupan. Setiap tindakan kecil dapat menciptakan makna besar. Mari kita selalu mempertahankan kepercayaan pada kebaikan, karena itu tidak hanya membuat kita menjadi orang yang lebih baik, tetapi juga menyebar nilai-nilai positif ke komunitas.
Apa pendapat Anda tentang cerita ini? Bagikan pemikiran Anda di kolom komentar di bawah ini!
Sumber: dantri.com.vn