“Jika FIFA menolak banding, Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) tidak punya pilihan lain selain mengajukan gugatan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Menang atau kalah belum diketahui, tetapi mereka harus berjuang sampai akhir,” ungkap akun Rasid Khadir dari Malaysia di halaman Empayar Bola setelah FIFA mengeluarkan putusan menolak banding FAM pada malam 3 November (waktu Vietnam).
“Para pemain ini dinyatakan melanggar Pasal 22 Kode Disipliner FIFA oleh Komite Disipliner FIFA, terkait pemalsuan dan penggunaan dokumen palsu. Setelah meninjau kasus dan melakukan sidang, Komite Banding FIFA memutuskan untuk mempertahankan sanksi awal,” demikian pernyataan Komite Banding FIFA.
Ini berarti FIFA tetap mempertahankan sanksi pada akhir September, yaitu skorsing 12 bulan dan denda 2.000 franc Swiss (sekitar 66 juta VND) untuk masing-masing dari 7 pemain naturalisasi. FAM sendiri didenda 350.000 franc Swiss (sekitar 11,6 miliar VND).
Yang lebih penting adalah putusan akhir FIFA membuat timnas Malaysia berisiko dinyatakan kalah 0-3 oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dari Nepal dan Vietnam di kualifikasi Piala Asia 2027, dan hampir pasti “Harimau Malaya” harus tersingkir lebih awal dari turnamen tersebut.
Segera setelah putusan akhir FIFA, banyak perdebatan meletus di antara para penggemar Malaysia.
“FAM masih punya kesempatan menang jika mengajukan gugatan ke CAS. Ingat pada tahun 2022, FIFA menuduh Ekuador menggunakan pemain yang tidak memenuhi syarat karena mereka lahir di Kolombia. Ekuador menggugat ke CAS dan memenangkan kasus tersebut. Mereka tetap lolos ke Piala Dunia, hanya didenda 100.000 USD.
Pada tahun 2013, FIFA juga mendenda Aljazair karena menggunakan pemain naturalisasi secara tidak benar. Aljazair menggugat ke CAS dan juga memenangkan kasus tersebut. FAM harus berjuang sampai akhir,” ungkap akun Hafiz Hazree.
“Memang kami ingin ada akhir yang baik karena akan dibahas secara lengkap di CAS. Janganlah kita mudah menyerah. Peluang kita untuk bersinar masih terbuka lebar, tidak hanya untuk Piala Asia 2027.
Yang terpenting adalah kita terus memberikan dukungan kuat kepada timnas Malaysia dan mengkritik informasi yang tidak menguntungkan atau mencoreng nama baik negara kita,” tambah akun Buluh Perindu.
Namun, banyak penggemar Malaysia berpendapat bahwa FAM harus melihat kenyataan dan menerima sanksi dari FIFA, daripada membuang waktu dan tenaga untuk terus mengajukan gugatan ke CAS.
“Sebenarnya jika ada dokumen asli, masalahnya sudah terselesaikan. Meskipun menggugat ke CAS, situasinya tidak akan berubah. Saya mendukung revolusi sepak bola dengan naturalisasi pemain, tetapi janganlah menipu. Jangan mengambil jalan pintas dengan kecurangan.
Harap dipahami, ini adalah masalah kehormatan negara, bukan masalah sepak bola Malaysia yang mencari celah untuk menghindari aturan. Tidak apa-apa, jika Anda ingin meluruskan benang basah, silakan saja berperang di CAS. 90% saya yakin akan kalah,” tegas akun Wan D.I.Y Story.
“FAM tidak hanya menipu FIFA tetapi juga siap menipu semua penggemar Malaysia. Ini benar-benar memalukan bagi negara. Semoga Pemerintah Malaysia dan FAM harus menjelaskan masalah ini. Kasus ini harus diungkap tuntas dan siapa yang bertanggung jawab atas skandal ini,” tegas akun Nazreen Nazz.
“Semua orang perlu memahami bahwa ketika FIFA mengeluarkan sanksi pada akhir September dan sekarang mereka terus menolak banding FAM, itu berarti mereka telah melakukan penyelidikan dan memiliki berkas dokumen yang sangat lengkap. Menggugat ke CAS hanya akan membuat kita semakin malu,” ungkap akun Takim Muammar.
“Sekarang saatnya kita harus menerima dan melihat langsung kenyataan. Timnas Malaysia akan tetap berjuang dengan dua pertandingan tersisa di kualifikasi Piala Asia 2027 tanpa perlu pemain naturalisasi. Apapun hasilnya, ini adalah kesempatan untuk mereformasi sepak bola Malaysia agar berada di jalur yang benar,” pungkas akun Syafiq Othman.
Source link: https://dantri.com.vn/the-thao/cdv-malaysia-tranh-cai-du-doi-sau-phan-quyet-cung-ran-cua-fifa-20251104104005441.htm



