Jika tidak ada keajaiban, tanggal 19 Januari mendatang akan menjadi hari terakhir TikTok beroperasi di Amerika Serikat. Keputusan ini merupakan hasil dari kontroversi hukum dan politik yang panjang antara platform media sosial Tiongkok dan pemerintah AS.
Hari Gelap untuk TikTok di Amerika Serikat
Gambar ilustrasi tentang masa depan yang tidak pasti bagi TikTok di pasar AS.
Latar Belakang Hukum dan Politik
TikTok, platform video pendek populer dengan lebih dari 170 juta pengguna di AS, menghadapi risiko berhenti beroperasi setelah upaya hukumnya gagal. Cerita ini dimulai pada bulan Maret 2023, ketika para anggota Kongres AS menuduh TikTok mengancam keamanan nasional tanpa bukti yang spesifik. Pada tanggal 24 April 2024, Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang yang meminta ByteDance (perusahaan induk TikTok) untuk menjual platform tersebut atau berhenti beroperasi sepenuhnya di AS.
Sejak itu, TikTok telah melakukan berbagai langkah hukum untuk membalikkan situasi tetapi belum mencapai hasil yang memuaskan. Menurut The Information, perusahaan sedang mempersiapkan skenario terburuk: menarik semua servernya dari AS pada tanggal 19 Januari. Ini berarti aplikasi tersebut tidak akan dapat lagi berfungsi di wilayah AS.
Dampak Terhadap Pengguna
Pengguna TikTok di AS akan menerima pemberitahuan resmi melalui aplikasi, bersama dengan tautan ke situs web yang menjelaskan situasinya secara rinci. Meskipun masyarakat masih dapat mengunduh konten pribadi, mereka tidak akan dapat mengakses atau menonton jutaan video pendek di platform tersebut.
Selain itu, Apple dan Google diharapkan akan menghapus TikTok dari toko aplikasi mereka untuk mematuhi aturan hukum. Langkah ini menunjukkan seberapa serius masalah ini.
Harapan Terakhir: Presiden Donald Trump?
Satu titik terang potensial bagi TikTok adalah upacara pelantikan Presiden terpilih Donald Trump hanya satu hari setelah perintah pembatasan. Banyak orang berharap bahwa Trump akan mengeluarkan perintah eksekutif untuk membatalkan atau menangguhkan undang-undang yang ditandatangani oleh Biden. Namun, kemungkinan ini masih belum pasti, terutama karena TikTok dianggap sebagai pesaing besar platform media sosial AS seperti Facebook dan X (sebelumnya Twitter).
Solusi Penjualan TikTok kepada Perusahaan AS?
Baru-baru ini, media ramai membicarakan kemungkinan TikTok dijual kepada miliarder Elon Musk. Meskipun pihak Tiongkok secara resmi menyangkal, ide ini tetap menarik perhatian karena bisa membantu platform tersebut menghindari larangan. Transisi kepemilikan ke perusahaan AS akan memastikan TikTok tetap beroperasi tanpa melanggar hukum AS.
Kesimpulan
Kejadian TikTok berhenti beroperasi di AS adalah contoh yang baik tentang perang antara kepentingan ekonomi, keamanan nasional, dan hak kebebasan digital. Meskipun masih ada harapan kecil dari putusan Mahkamah Agung atau intervensi dari presiden baru, masa depan platform ini di pasar Barat tetap suram. Pengguna harus bersiap untuk perubahan yang akan datang dan mencari solusi pengganti yang sesuai.
Pembaca yang tertarik dapat mengikuti pembaruan dari sumber tepercaya untuk memahami perkembangan terbaru.
Sumber Referensi: