Antibiotik 100x Lebih Kuat Ditemukan: Harapan Baru Dunia Medis

Phát hiện kháng sinh mạnh gấp 100 lần, mang hy vọng mới cho y học

Antibiotik baru ini ditemukan saat para peneliti sedang menyelidiki cara kerja obat lama. Dalam proses tersebut, mereka secara tidak sengaja menemukan senyawa yang belum pernah diketahui sebelumnya.

Senyawa ini memiliki kemampuan untuk membasmi jenis bakteri “membandel” seperti Staphylococcus aureus yang resisten methicillin (MRSA) dan Enterococcus faecium yang merupakan penyebab infeksi serius di rumah sakit dan semakin sulit diobati dengan obat-obatan yang ada saat ini.

Yang istimewa, senyawa baru ini diciptakan dari sejenis bakteri yang hidup di tanah. Meskipun berasal dari alam, senyawa ini memiliki kemampuan antibakteri yang superior dan terbukti berkali-kali lebih efektif dibandingkan antibiotik asli yang diteliti pada awalnya.

Mikroskopik bakteri MRSA, superbug resisten obatMikroskopik bakteri MRSA, superbug resisten obatMRSA, sejenis superbug resisten obat, sering menginfeksi pasien yang dirawat di rumah sakit (Foto: Melissa Dankel).

Dari Penelitian Dasar ke “Tambang Emas” di Bawah Tanah

Tim peneliti yang dipimpin oleh dua ilmuwan Lona Alkhalaf dan Greg Challis memulai penelitian mereka dengan tujuan memahami mekanisme pembentukan antibiotik yang sudah dikenal bernama methylenomycin A.

Antibiotik ini diproduksi oleh bakteri tanah Streptomyces coelicolor. Mereka tidak mencari antibiotik baru, tetapi hanya ingin memahami bagaimana bakteri menghasilkan obat tersebut.

Mikroorganisme, termasuk bakteri dan jamur, mampu menghasilkan ribuan senyawa kompleks. Banyak dari senyawa tersebut telah menjadi obat untuk manusia, seperti antibiotik, obat anti-kanker, atau obat anti-parasit.

Dengan memahami bagaimana senyawa-senyawa ini terbentuk di alam, para ilmuwan dapat mengembangkan jenis obat baru yang lebih efektif dan memiliki efek samping yang lebih sedikit.

Pada bakteri, senyawa biologis seringkali dihasilkan dari kelompok gen tertentu yang disebut klaster gen biosintetik. Tim peneliti telah menghilangkan beberapa gen dalam klaster ini untuk mengamati bagaimana proses pembentukan methylenomycin A terganggu.

Ketika reaksi terhenti di tengah jalan, produk antara mulai muncul. Di antaranya ada dua senyawa yang belum pernah tercatat sebelumnya.

Salah satu dari dua senyawa baru ini, yang disebut pre-methylenomycin C lactone, menunjukkan aktivitas antibakteri yang sangat kuat saat diuji pada jenis bakteri Gram-positif.

Secara khusus, senyawa ini secara efektif membasmi MRSA dan Enterococcus faecium – dua jenis bakteri yang sangat sulit diobati karena telah resisten terhadap banyak obat umum.

Aktivitas Superior dan Tanda Anti-Resistensi Obat

Tidak hanya lebih kuat sekitar 100 kali lipat dari methylenomycin A dalam membasmi bakteri, pre-methylenomycin C lactone juga memiliki keunggulan yang sangat penting.

Melalui uji coba selama 28 hari, bakteri tidak mengembangkan resistensi terhadap obat baru tersebut.

Dalam pengujian, bakteri Enterococcus faecium terus-menerus terpapar senyawa baru pada dosis yang meningkat. Ini adalah kondisi ideal bagi bakteri untuk belajar melawan obat.

Namun, hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi penghambatan minimum tetap tidak berubah sepanjang proses pengujian. Itu berarti senyawa ini tetap mempertahankan efektivitas pembunuh bakteri tanpa “diabaikan” oleh bakteri.

Ini adalah langkah maju yang penting karena saat ini, situasi resistensi antibiotik membuat banyak infeksi menjadi lebih sulit diobati dari sebelumnya. Ketika obat baru muncul dan tidak mudah diresisten oleh bakteri, itu adalah sinyal baik bagi dunia medis.

Meskipun demikian, komunitas ilmiah tetap berhati-hati. Menurut ahli kimia Stephen Cochrane dari Queen’s University Belfast, yang tidak terlibat dalam penelitian, ada perbedaan yang sangat besar antara senyawa yang memiliki kemampuan membunuh bakteri di laboratorium dengan obat yang benar-benar digunakan.

Ia menyatakan: “Obat yang akan disetujui untuk digunakan pada manusia harus memenuhi banyak kriteria seperti tidak toksik, stabil dalam tubuh, dan memiliki efektivitas klinis yang jelas.”

Membuka Arah Baru dalam Pengobatan Bakteri Resisten Obat

Setelah menemukan potensi pre-methylenomycin C lactone, tim peneliti telah merencanakan untuk mengembangkan senyawa ini menjadi obat.

Saat ini, mereka bekerja sama dengan ahli kimia David Lupton di Monash University, Australia, untuk menemukan cara mensintesis senyawa ini di laboratorium daripada harus bergantung pada bakteri untuk menghasilkannya.

Jika berhasil, mereka dapat memproduksi senyawa dalam jumlah besar, yang kemudian akan digunakan untuk penelitian lebih lanjut tentang cara kerjanya dan dampaknya pada sel manusia.

Ini juga membuka kemungkinan untuk menyesuaikan struktur kimia senyawa untuk menciptakan varian dengan khasiat yang lebih tinggi atau efek samping yang lebih sedikit.

Tim peneliti menyatakan bahwa langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi target biologis senyawa ini dalam tubuh bakteri dan menganalisis bagaimana perubahan kecil dalam struktur molekul dapat meningkatkan atau menurunkan efektivitas pembunuh bakteri.

Pemahaman tersebut akan menjadi dasar untuk mengembangkan antibiotik lain dalam kelompok yang sama, membantu dunia medis memiliki senjata baru dalam perang melawan bakteri resisten obat.

Meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, penemuan ini menunjukkan bahwa alam masih menyimpan banyak rahasia yang belum terungkap. Di saat banyak obat kehilangan efektivitasnya, senyawa baru yang efektif dan belum diresisten bisa jadi yang ditunggu-tunggu oleh industri kesehatan.


Source link: https://dantri.com.vn/khoa-hoc/phat-hien-khang-sinh-manh-gap-100-lan-mang-hy-vong-moi-cho-y-hoc-20251110120120821.htm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *